Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Lanjutan Tausyiyah Walimah

Sahabat.... Nih, penulis lanjutkan lagi ya tausyiyah kemarin yang dibawakan oleh ustad Badar. Sayangnya, karena waktunya sudah dhuhur jadi tidak banyak yang disampaikan hanya tentang D U I T. Bahwa dalam berumah tangga dan pernikahan itu yang harus dimiliki itu haruslah D "Doa", U "Usaha", I "Iman", T "Taqwa". Karena hal-hal tersebut tentu harus dimiliki agar mampu bertahan dan menuju pada sakinah mawaddah dan warahmah. Itu saja ya sahabat, apa yang bisa disampaikan dalam tausyiyah walimahan kemarin, banyak hal yang didapatkan. Selanjutnya penulis akan sampaikan doa buat kita semua yang belum bertemu jodoh semoga segera dipertemukan dengan jodoh dan yang sudah menikah semoga sakinah mawaddah dan warahmah ya sahabat, Aamiin.

Walimatul Ursy Sebagai Bentuk Syukur

Alhamdulillaah, pagi ini tepatnya 27 Juni 2018 bertepatan dengan pests demokrasi pemilukada serentak penulis diberikan kesempatan untuk dapat melaksanakan pencoblosan untuk memilih 2 pimpinan yang akan membawa nahkoda kabupaten Magelang dan Provinsi tercinta, Jawa Tengah. Bertepatan dengan hari besar tersebut juga telah dilangsungkan akad nikah tetangga penulis, bukan penulis lho yaa (mohon doanya semoga penulis juga disegerakan menuju akad, Aamiin). Walimatul 'ursy, kalau orang biasanya jarang mengucapkan hal tersebut lebih pada kata resepsi. Yaa, setelah memilih calon gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakilnya penulis menuju tempat walimahan tetangga. Ada haru yang menyeruak tatkala melihat dekorasinya dan penyambut tamunya (soalnya yang nyambut tamu bapak sendiri, he he). Untuk resepsi Kali ini penulis lebih ingin menggunakan kata tasyakuran pernikahan saja karena didalamnya ada ungkapan syukur yang diungkapkan Si empunya hajat untuk mengumpulkan sanak saudara, handai tau...
Rumput itu bernyanyi seolah ia mengabarkan kegembiraannya yang tak berujung karena hujan menyiraminya semalam. Udara yang dingin menyiratkan bahwa awan masih bergelayut enggan meninggalkan seberkas pandangan dan membiarkan sinar sang surya meraja pagi ini. Kutilang yang bernyanyi merayakan kesejukan dan merdeka mencari biji dan rumput kering sebagai rumah itu asyik bercengkrama dengan teman-teman sebayanya.  Hati masih saja bertanya, mengapa tidak bisa setenang embun, ia selalu mencari jawab mengapa ia sendiri merasa gelisah. Jika smua yang tersurat sudah pasti, dan semua diciptakan Allah dengan berpasangan, mengapa ia kurang bersabar. Ia hanya perlu memantaskan dirinya, agar mampu menjawab segala pertanyaan yang selam ini dipendamnya. Menjawab setiap tantangan yang akan dihadapinya kelak. Bila dalam hati saja ia tak mampu menenangkan dirinya bagaimana ia mampu menenangkan hati orang lain, jika dalam emosi saja ia tak mampu menenangkan dirinya maka bagaimana ia mampu menenangkan...

Manusia dan hati

Dalam setiap denyut jantung manusia ada harapan untuk selalu menjadi lebih baik, tantangan hijrah untuk berubah menjadi lebih baikpun juga masih ada kesempatan. Manusia memiliki hati yang mampu berubah ubah setiap saat namun ketika hati tersentuh oleh rasa ingin baik maka disanalah cinta Allah melingkupi hati.