Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Gagasan Intelektual

Dalam buku Gagasan-Gagasan Politik Gramsci dituliskan bahwa adanya intelektual organik (organic intelectual) sebagai respon kaum intelektual terhadap transdormasi sosial yang terjadi di tengah masyarakat. Jika saya bisa kaitkan dengan konsep dan gagasan Kuntowijoyo dalam pembagian intelektual maka menurutnya ada yang dinamai intelektual pfofetik (prophetic intelectual). Yang ketika saya mengambil kesimpulan maka ranah keduanya sangat sejalan dan seiring. Intelektual profetik, muncul atass respon juga terhadap sebuah fenomena dalam masyarakat sebagai dasar gerakan kaum intelektual. Konsepsi yang diangkat oleh Gramsci adalah memberontakan pada sebuah penindasan oleh penguasa yang dinilai tidak sesuai dengan kaidah sosial. hingga muncul dinamika sosial dan perlawanan terhadap pemerintah, yang menjadikannya dipenjara dan diasingkan, buku yang sudah diterjemahkan ini memiliki banyak kaidah gagasan politik yang dapat diambil jalan tengah bahwa manusia sebagai maskhluk sosial harus memilik...

Manusia Sebagai Makhluk

Seketika nyawa sirna sedang ruh masih setia, karena sifatnya yang kekal abadi dalam setiap alam. Manusia yaang memiliki alam yang berbeda dengan janji Tuhan dalam kandungan hingga akan dipertanggungjawabkan sampai saat pembalasan. Maka Ruh manusia yang akan membawa kebahagiaan atau kesengsaraan dalam setiap hidupnya. Hakikat Ruh adalah makhluk sedang makhluk adalah ciptaan. Kaidah ciptaan adalah sebuah ketundukan, kepatuhan dan kepasrahan, lalu kenapa begitu ngeyel atas apa yang Tuhan titahkan?. Bukankah matahari selalu tunduk?, alam selalu tunduk?, kenapa manusia tidak bisa tunduk?. Maka logika yang akan menjawab kenapa tidak bisa tunduk, karena sifat logisnya tidak bisa menerima segala sesuatu yang tidak sesuai dengan hawa nafsunya. Logika?.

Nyanyian Jiwa

Karena jiwa itu berbeda dengan nyawa, Biarkan saja saya nyaman dengan jiwa saya yang selalu memberontak, biarkan saya menikmati haluan permainan yang Tuhan titahkan padaku, jiwaku butuh berdamai dengan takdir, jiwaku butuh bersahabat dengan garis Tuhan, maka saat itulah jiwa akan dengan tangan tebuka mampu menerima apa yang dijatahkan dan ditakdirkan. Maka inilah pelampiasan, bukan untuk menyesali tetapi biarkan ini menjadi obat saat nyawa melekat tetapi jiwa sekarat. Maka aku akan hidupkan jiwa kembali dari tidur panjang dengan ambisi yang sempat disamarkan dengan rayuan yang menjerat erat membunuh skema hidup sampai tersedat. Aku yang ingin hidup dalam realitas, membuka mata dengan realistis, selalu bernafas dalam kolam hidup menjadi idealis yang realistis.

Coretan Ahad Pagi 1

Ada yang saya selalu ingat tentang buku yang mungkin umurnya sudah seumuran denganku sekarang, "Sejarah Tuhan" buku yang sudah lama dikenal namun baru beberapa tahun silam aku merasa tertarik untuk membaca, walau butuh berbulan-bulan untuk bisa memahaminya bukan karena tebal buku tetapi karena kemampuan memahami alur konsepsi penulis, maklum karena dulu tidak tertarik dengan buku-buku secorak.Buku yang mengulas bukan seperti judulnya "Sejarah Tuhan" yang mengupas mengenai bagaimana Tuhan berasal dan asal usulnya, saya kira bagaimanapun pandainya seseorang tidak akan bisa mengupas itu, akan tetapi menurut saya buku itu lebih menekankan mengenai konsepsi bagaimana manusia dengan peradabannya mulai mengenal dan bersinggungan dengan sesuatu yang metafisik. Sehingga konsepsi manusia mengarah pada "Ada Tuhan Dibalik Hidup Manusia". Kebudayaan, keyakinan, dan teologis seorang manusia berada didalam proporsi-proporsi bagaimana manusia mengenal keimanan dirinya ter...

Surat Untuk Kasim 1

Bagaimana aku bisa lupa, padahal aku begitu mencintaimu. Aku berikan semuanya untukmu sedang kau tak inginkan aku lagi berada di sisimu,Kasim. Kau yang dulu melamarku kan?. Kau yang dulu aku kenalkan pada Ibu dan Ayahku bertahun-tahun silam. Kau yang merayuku dengan kata-kata cinta dan kini aku orang asing bagimu. Tutur bahasamu tak lagi sama seperti dulu saat Kau katakan kau ingin menikahiku, kini semua berbeda Kasim, Kau usir akudengan kata-katamu tak lagi mencintaiku, Kau tahu Kau yang menghancurkan hatiku, diriku bahkan keluargaku, Kau tahu Kasim?. Aku yang masih mencintaimu mengingat bagaimana dirimu meminangku, dan kini Kau robohkan hatiku yang Kau bangun bertahun-tahun diatas kepercayaan,hingga aku harus sadar kau bukan lagi orang yang menginginkanku. Aku tidak mau mengemis cinta padamu karena aku merasa cukup batinku dan ragaku kau ciderai dengan serpihan kedustaan dan pengkhianatan.Kini Kasim, surat ini menegaskan bahwa Aku tidak akan lagi berharap padamu. Mungkin inilah saat...
Sajak Suara Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam Mulut bisa dibungkam Namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang Dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku Suara itu tak bisa dipenjarakan Disana bersemayam kemerdekaan Apabila engkau memaksa diam Aku siapkan untukmu: pemberontakan Apabila usul ditolak tanpa ditimbang Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan Dituduh subversif dan mengganggu keamanan Maka hanya ada satu kata: lawan! (Widji Thukul)