Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Befikir, bertuhan dan Melawan (Normativitas dan Aktualitas Nalar Kritis)

Manusia diberikan akal untuk berfikir, Afalaa ta'qilun (maka agar kamu berpikir). Allah menciptakan semua yang ada dimuka bumi ini agar manusia mau menggunakan akan pikirannya. Alquran sebagai wahyu memerlukan penafsiran yang hanya mampu ditafsirkan dengan akal pikiran karena harus selalu disandingkan dengan konteks yang ada. Bukan persoalan mengapa manusia harus menggunakan akalnya untuk berpikir?, tetapi ini persoalan "hidup", yang mana ketika kehidupan berjalan sebagaimana seharusnya maka akal akan tetap menyertainya. Jika manusia hidup tetapi akalnya mati maka manusia tersebut hanya sebagai "mayat".

Masa, Siapa Tahu.....?

Waktu  selalu menjadi "Misteri" Bukan, bukan masalalu yang menjadikan seseorang, tetapi masalalu hanya menjadi sepijak dari apa yang terjadi saat ini, dan saat inilah yang akan menentukan dari seseorang. Kalau kata orang masalalu itu ibarat kaca spion yang hanya dilihat dari sekilas saja, tanpa harus melihat secara penuh karena tatapan harus melihat apa yang sedang ditatap sekarang, jalan didepan tentunya agar tidak terperangkap pada jalan yang sesat atau menabrak sesutu didepan mata. bersambung........

Ah... Semua hanya “Paradoks”

Apa yang saya pikirkan bukan saja sebuah kebenaran. Bukan masalah saya mengambil kesimpulan atas apa yang terlihat. Tetapi benar juga kalau saya sering menyimpulkan dari apa yang terlihat, begitu juga orang melihat saya, ternyata slogan “don’t jugde the book just from the cover” tidak semua orang mengerti itu, karena “image” juga melekat melalui penampilan dan itu yang menjadikan standar penilaian seseorang. Ah..... Semuanya masih bisa dikendalikan termasuk pandangan dan kesimpulan. Eits... Berbicara perasaan, pasti akan membawa yang namanya “cinta”, padahal saya tidak mau membahas itu. Kata orang kepadaku “Mbak Nining harus sudah mulai menjodohkan diri dari sekarang”, (betapa baiknya orang itu). Berkali-kali saya selalu dijatuhkan pada sebuah pernyataan “Jangan terlalu memilih dan terbuka saja”, (nasihat seperti apa lagi yang nantinya akan saya dengar). Ah.... Biarkan saja semua berjalan sesuai dengan “masa”nya. (Ini bukan pengalihan isu dari perasaan yaa....) Suatu ketika saya...

Surau Bertasbih

Gambar
Bait demi bait Bukan masa yang tercecer Tanah bukan menjadi pijakan Hukum penindasan menjadi akrab Butir tasbih tak lagi menenangkan Ada apa dengan negeriku? Ada apa dengan moral bangsaku? Tanah ini menjadi saksi Pelancong mengerti kapan saat harus berhenti Tapi lihat!! kenapa mereka bertengkar? Noktah merah merangkai setiap sudut matanya Surau itu berbisik Maha Besar Tuhanku Maha Suci Tuhanku Dia yang Maha Agung Jika aku bukanlah pilihan mereka Lalu bagaimana mereka akan bahagia sepenuhnya? Lalu bagaimana akan mereka temui Tuhan? Jika aku bukanlah bahtera Lautan nista telah diobralkannya Cukupkanlah keselamatan pada penghuniku Mereka yang selalu ada pada dan selalu mengunjungiku Maha Besar Tuhanku Maha Suci Tuhanku Tak ada sesuatupun yang setara denganNya

Menggenggam Surau Kala Senja

Ini bukan mengenai bagaimana Rahayu memenangkan olimpiade yang selama ini memang menjadi keahliannya, yakni Matematika. Tetapi masa menjadikannya keemasan dalam keluarga sehingga mau atau tidak ia harus menjadi kebanggaan yang selama ini telah dibangun citranya. "Mata bukan hanya bisa melihat apa yang tampak tetapi justru kelemahannya yang tak mampu melihat beraneka ragam keindahan yang tersimpan"

Manusia dan Kemanusiaan

Keyakinan manusia akan Tuhan menjadi tidak akan berarti jika dalam sejarah kehidupannya ia tidak lagi menghargai manusia yang lain sebagai rekan hidup yang nyata. Ketika SD atau SMP bahkan SMA bahkan teori "makhluk sosial" itu disandang manusia tidak ada yang berubah sampai saat ini. Sedikit sekali yang hanya mengatakan manusia adalah makhluk Tuhan. Masihkah manusia menjadi agen sosial?. Jerebu atau asap yang meliputi sebagian wilayah timu negara ini, inikah bukti makhluk sosial yang disandang manusia?, atau seberapa tingkatnya manusia menduduki makhluk sosial dalam hidupnya. Penindasan, kekerasan dan ketidak berdayaan manusia lain dalam menduduki derajat kemanusiaannya seolah menjadi angin lalu bagi manusia yang lain dan "menolak" tahu atau "pembiaran". Hal ini bukan lagi menjadi kajian yang buta, tetapi banyak sekali kajian kemanusiaan yang menjadi kursus dalam kehidupan manusia, jika tidak mengenyampingkan yang dinamakan dengan "keadilan". Kea...

World View

"Dalam masanya manusia akan dikendalikan oleh akal dan wahyu yang menyertainya, keduanya akan berdampingan dalam sisi yang saling terkoneksi karena akal dan wahyu adalah keseimbangan" (Nining Ernawati)

Pendidikan Transformatif

Pendidikan Sebagai Wadah Bagi Sektor Kehidupan Pendidikan merupakan faktor yang tidak dapat tergantikan oleh faktor-faktor penunjang kehidupan yang lain. Sumber daya manusia yang sangat berlimpah dengan kemajemukan sektor kehidupan yang ada sangat membutuhkan wadah sebagai kontrol dan pengendali mutu. Keberlimpahan yang ada ini harus mampu dikelola dengan bijaksana. Indonesia adalah negara multikultural dengan banyak kearifan lokal di setiap daerah. Berjuta sekolah yang ada di Indonesia baik negeri maupun swasta, baik formal maupun informal dari sabang sampai merauke menjadi potensi luar biasa apabila dapat dikembangkan secara optimal. Pendidikan tidak mendikotomikan ilmu maupun sektor kehidupan tertentu tetapi pendidikan menjadi media pendalaman bagi berbagai ilmu dan sektor kehidupan. Kehidupan sektor ekonomi, sosial, politik, agama, budaya, bahkan keamanan dan pertahanan menjadi kunci kehidupan manusia. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sektor pendidikan. Pendidi...

Cerito Jaman Semono

Dalan Solo Rung Sakpirakno Rumit Koyo Dalan Urip (Gusti Kang Kuoso nang Duwur Sakabehane) Solo iku kuto kang wis ora asing dirungokke, sasate kabeh uwong ngerti kuto Solo utowo Surakarta. Lha wong nyangiane Didi Kempot kang judule “Stasiun Balapan Solo” kan terkenal. Menowo arep nang Solo isoh dipestekke isoh lewat ngendi wae, tetapi wingi kui aku pas nang solo karo koncoku, ah luwih tetape mbak angkatanku sing jenengane Fani Istiani, mangkat Solo seko Magelang jam set 7 ba’da Magrib, maklum to orang sibuk dadine isoh menyang kono yo jam semono kui. Aku mboncengke mbak sing jarene Fani kui ngepit motor. Awale normal-normal wae le ngepit kui, ngantek tekan nduwur Tegalrejo wis mlebu Grabag dalane soyo peteng-soyo peteng lan mancen peteng nang tengah hutan, sepi tur adem (bayangke dewe yo). Aku ra ngerti mbak Fani mikir opo aku mikir opo, amargo longko omong-omongan, lha wong ora santai le ngepit nek omong-omongan yo ngko dadi ora krungu to, makane aku karo ngrungokke hedset, ora le p...

Wacana Global

Berbicara Islam tidak akan pernah berhenti jika hanya berhenti pada definisi dan bukan pada aksi ber Islam. Sepengetahuan penulis agama itu lahir sebagai unsur kondisi dan kebudayaan suatu zaman sebagai ritus ketuhanan yang sifatnya mistis. Perubahan sosio kultural menentukan banyak arah agama, yang melahirkan berbagai dimensi keberagamaan. Perubahan-perubahan ini secara linear maupun non linear mampu menjangkiti bagaimana umat beragama mentransformasikan nillai agama di dalamnya. Munculnya ekstrimisme juga ditentukan bagaimana orang memandang agama, dengan tetap bertahan pada ortodoksi awal lahirnya agama. Ketetapan dalam berpandangan ektrimis ini juga mengakibatkan penilaian yang diasumsikan pada bahwa Islam sebagai agama tidak dapat bergabung dan bertemu dengan nilai yang kini berkembang, ilmu pengetahuan misalnya, bahkan nilai kultural yang berkembang masa kekinian, toleransi contohnya dan hal ini yang kemudian mengarah pada kekerasan beragama. Agama yang lahir diberbagai benu...

Muslimah

Sebagai seorang muslimah,  Teringat ketika ngobrol dengan kawan-kawan perempuan, membicarakkan ideologi Islam dan sikap perempuan terhadap laki-laki. Menyinggung persoalan hijab besar dan bahkan cadar. Jilbab lebar, tahu Islam, bercadar tetapi masih sering berkirim pesan "tidak penting" dengan laki-laki yang notabene bukan mahramnya, mungkinkah ideologi Islamnya belum masuk kedalam jiwanya?. Muslimah, dan penjagaan diri ternyata tidak cukup hanya berlindung pada pakaian yang menutupi auratnya tetapi justru yang lebih besar adalah berlindung pada hati dan jiwanya. Bukan menutup aurat itu nomor sekian lho ya, tetapi sama-sama berjalan berdampingan tidak bisa tertinggal salah satunya, ini mengingatkan pada pernyataan seorang aktris muslimah yang mengatakan jika aqidahnya baik tetapi sikap dan hatinya tidak baik maka selayaknya jaring yang berlubang tidak akan bisa menyimpan benda didalamnya. Hal ini juga mengingatkan pada jawaban seorang laki-laki yang berkata bahwa akhlak dulu ...

Menjadi asing atau Mengasingkan

Menjadi orang asing atau mengasingkan orang, Katanya memelihara tali silaturahmi itu banyak manfaatnya, memperpanjang umur, mendatangkan rezeki, memvuat awet muda, menjaga kesehatan dan menentramkan tentu manfaat ini sangat relatif dari masing-masing orang yang merasakannya. Pertemanan dan persahabatan adalah dua hal yang orang sering di tolak ukur kerekatan hubungan walau hubungan keluarga juga masuk didalamnya. Banyak definisi non normatif yang mendefinisikan arti pertemanan dan persahabatan yang sering penulis lihat melalui beranda yang penulis baca. Pertemanan sering didefinisikan sebagai londisi dimana hubungan belum begitu memahami, belum begitu dalam, sekedar mebjalin hubungan baik begitulah kira-kira. sedang perdahabatan lebih tinggi dari pada itu, katanya susah senang bersama, menghadapi sesuatu bersama hingga bagaikan amplop dan perangko, siang malam yang saling beriringan dan lainnya juga yang juga sangat relatif dari pelaku tentunya. Kedua hal tersebut dapat dilihat dari ke...

Hari Valentine

Valentine Perspektif Islam Disampaikan pada Kajian Keputrian. Hari Valentine dan sejarah perayaannya. Duh, membicarakan perspektif atau pandanagan rasanya berat sekali karena akan membahas masalah ideologi, dan akan butuh banyak waktu untuk mendiskusikannya, dan di forum ini kita akan lebih sedikit mengupas mengenai budaya valentine saja ya Kawan. Hari Valentine bermula saat seorang yang bernama Santo Valentino yang mati dipenggal pada masa Romawi, kekaisaran raja Cladius II. Ada beberapa sejarah yang menuliskan sebab kematian Valentino, catatan pertama menyebutkan bahwa Valentino dipenggal karena Ia membantu orang-orang Kristen yang dianiaya,  yang kedua menyebutkan bahwa Valentino dipenggal karena Ia adalah orang Saleh yang mengakui Isa Al Masih itu sebagai Tuhan dan tidak mengakui Tuhan orang Romawi itu sebagai Tuhannya, catatan ketiga menyebutkan bahwa Valentino dipenggal akibat Ia menentang kebijakan pernikahan Kaisar, yakni secara diam-diam Ia menikahkan tentara-tent...
Pendidikan Sebagai Wadah Bagi Sektor Kehidupan Pendidikan merupakan faktor yang tidak dapat tergantikan oleh faktor-faktor penunjang kehidupan yang lain. Sumber daya manusia yang sangat berlimpah dengan kemajemukan sektor kehidupan yang ada sangat membutuhkan wadah sebagai kontrol dan pengendali mutu. Keberlimpahan yang ada ini harus mampu dikelola dengan bijaksana. Indonesia adalah negara multikultural dengan banyak kearifan lokal di setiap daerah. Berjuta sekolah yang ada di Indonesia baik negeri maupun swasta, baik formal maupun informal dari sabang sampai merauke menjadi potensi luar biasa apabila dapat dikembangkan secara optimal. Pendidikan tidak mendikotomikan ilmu maupun sektor kehidupan tertentu tetapi pendidikan menjadi media pendalaman bagi berbagai ilmu dan sektor kehidupan. Kehidupan sektor ekonomi, sosial, politik, agama, budaya, bahkan keamanan dan pertahanan menjadi kunci kehidupan manusia. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kemajuan sektor pendidikan. Pendidi...