“Semua
Ada Alasannya (part 1)”
“Sebel
banget tahu aku sama dia itu kalua ketemu sama dia pasti mood langsung down,
pinginnya marah-marah terus”, “lha memangnya kenapa?”, “gimana ndak kesel coba,
diki-dikit dikomentarin, apa-apa dibicarain, pasti dapat kabar terbaru dari
gossip, ngomongin orang bikin sakit hati”
Pertemuan
kita dengan orang lain bisa menjadi alasan bahwa manusia hidup dengan beraneka
ragam karakter dan sifat yang melekat. Lantas apa spesialnya bertemu dengan
dia?.
Teruntuk
yang kita rasa nyebelin. Darinya kita belajar
bagaimana menahan kemarahan, menjadi manusia yang sabar. Darinya kita
juga belajar cara memperlakukan yang lain, sebagaimana kita ingin diberlakukan.
Darinya kita belajar untuk tidak mudah mencampuri urusan orang lain. Menahan
komentar yang tidak kita tahu apakah orang yang kita komentari berkenan atau
tidak, sakit hati atau tidak. Dalamnya hati tak mudah dijangkau, seberapa
tingkat ketersinggungan orang terhadap kata-kata kita.
Semua
ada alasannya, pertemuan kita dengan orang lain adalah rencana Allah yang tak
patut disesali, sehingga bahkan kita tak mau melihat wajahnya atau suaranya.
Ingat saja bahwa dalam setiap kejadian dan kesempatan Allah memberikan
pelajaran bagi kita melalui orang yang ada disekitar kita.
“Semua Ada Alasannya (part 2)”
"Kenapa
sih harus ketemu dia, kalau tidak ketemu dia aku pasti tidak akan galau gini
deh", "Kenapa sih, aku harus cinta sama dia dan sekarang aku patah
hati gini"
Allah
menghadirkan cinta kepada manusia sebagai fitrah yang diberikannya. Cinta
kadang membuat orang secara total menaruh nama menguasai hati, melupakan
hakikat yang lainnya. Orang menyebutnya cinta buta. Jika sudah cinta apapun
dilakukannya termasuk hal-hal yang melanggar syariat. Cinta itu menyenangkan,
romantismenya mengalahkan segalanya, fly nya bisa sampai ke awan, jauh tinggi,
dunia kadang tak ada artinya tanpanya. Cinta memang mampu menghadirkan
kebahagiaan. dan dari sanalah kita diuji. Mengapa jatuh cinta?. Sungguh Allah
menghadirkan cinta untuk bisa saling mengasihi dan menyayangi, keserasian dalam
kehidupan. Bayangkan jika tak ada cinta diantara kita, dunia ini apa jadinya.
Namun jika cinta juga membuat dunia ini hancur karena atas nama cinta kepada
yang lain kamudian menghalalkan segalanya.
Jika
hanya untuk rusak mengapa cinta itu hadir?. Karena Allah ingin kita belajar
menempatkan cinta pada yang benar. Mengaturnya sesuai porsinya. Bukankah sudah
nyata bahwa kita boleh mencintai sesuatu dibawah cinta kita kepada Allah dan
RasulNya?. Cinta macam apa yang kemudian membuat kita lalai pada syariatnya?,
cinta macam apa yang bahkan merusak kita?. Hati-hati kawan, jangan sampai nafsu
menyusup dan mengatasnamakan cinta. Kita juga yang akan rugi.
Cinta itu
menentramkan, jika pada tempat yang tepat, orang yang tepat dan dibarengi
dengan niat cinta. Cinta pada orang yang tepat adalah cinta yang hadir pada dia
yang akan membantu kita (saling) untuk dekat kepada Allah, bukan yang
melalaikannya.
Cinta
untuknya yang ketika dekat dengannya, cinta kita kepada Allah juga meningkat.Kita
belajar dari cinta adalah sabar, sabar untuk menikmatinya, mengungkapkannya
saat yang tepat. Kita belajar dari cinta yang salah untuk lebih dekat kepada
yang Maha Cinta. MengingatNya lebih banyak dari yang kita cinta. Katanya syetan
itu menyusup halus kedalam hati dan pikiran manusia, menyebabkannya tidak
sabar, tergesa-gesa, mengedepankan nafsu dunia saja. Ada juga yang mengatakan
bahwa puncak cinta adalah seks. Sehingga seringkalai berpacaran itu akhirnya
pada zina.
Semua ada
alasannya, tak perlu disesali mengapa kita jatuh cinta. Cukup nikmati cinta itu
dan terus sandarkan kepada Allah, biarkan Allah yang bekerja dan menjawab
setiap cinta kita. Jangan jadikan cinta sebagai alasan kita untuk bermaksiat.
Allah a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar