Kota
Magelang (10/2/2019). Pimpinan Daerah Nasyiatul ‘Aisyiyah (PDNA) Kota Magelang
bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Magelang menggelar diskusi
publik. Diskusi yang diadakan di Aula SMA Muhammadiyah 1 Kota Magelang tersebut
mengambil tema “Perempuan Berkemajuan:
Membangun Politik Berkeadaban”. Dalam sambutannya Ketua PDNA Kota Magelang,
Eko Kurniasih Pratiwi mengemukakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk
menyongsong pemilu 2019 di bulan April mendatang, sehingga peserta dari
kegiatan ini mampu memberikan informasi kepada yang lain untuk turut
berpartisipasi aktif, memberikan hak suaranya dengan cerdas dan tepat. Selain
itu perempuan yang akrab dipanggil Tiwi tersebut juga menyampaiakn bahwa
kegiatan yang diikuti oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM), Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) dan PDNA ini ada sebagian
unsur pemilih pemula sehingga penting untuk mengetahui bagaimana proses
pemilihan di Pemilu 2019 mendatang.
Kegiatan
yang diikuti oleh 30 peserta ini dibuka secara resmi oleh Drs. Yatino mewakili
ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Magelang. Dalam sambutannya Drs. Yatino
menyampaiakan apresiasi yang sebesar-besarnya oleh PDNA Kota Magelang yang
mengadakan kegiatan ini karena hal ini menujukkan adanya perubahan yang lebih
baik dari kaum muda. Sebagai trend center untuk meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara. Menurutnya, perempuan harus keluar dari mindset jaman dulu sebagai konco wingking dan sudah saatnya
perempuan berdaya namun masih dalam koridor fitrahnya. Ada bias
gender yang harus disadari bersama dan memunculkan kesadaran kolektif.
Menurutnya, perempuan itu lebih teliti, lebih amanah dan memiliki komitmen yang
bagus, sehingga tidak ada salahnya perempuan mampu berdaya di lingkungan publik.
Diskusi
yang dimoderatori oleh Dyah Wari Sukesi (Ketua bidang konsolidasi dan
pengembangan organisasi) mampu memancing keaktifan peserta. Ketua KPU Kota
Magelang mambuka forum diskusi dengan memaparkan materi terkait kepemiluan.
Disampaikan bahwa politik adalah sarana untuk mewujudkan kekuasaaan atau
mendapat kekuasaan agar bermanfaatbagi yang lain. Pemilu adalah sarana untuk mewujudkan kedaulatan. Menurutnya, bagi
orang yang acuh tak acuh terhadap politik dengan lantang mengatakan “Aku benci
politik” maka harus disadarkan kembali karena segala aspek kehidupan adalah
produk politik dan apatisme seperti ini akan memunculkan pola kepemimpinan untuk
golongannya sendiri. Ketercapaian 30% kuota perempuan menandakan bahwa
perempuan dipaksa untuk berperan aktif dalam pemilu. Kini bakal calon di setiap
dapil harus memenuhi 30%, namun hal ini tidak menjamin bahwa nanti keterwakilan
perempuan di kursi dewan akan mencapai 30%. Hal ini bisa terjadi ketika
perempuan tidak mampu menunjukkan kapasistasnya agar terpilih dan menyerap
aspirasi masayarakat.
Pemilu
serentak ini menurutnya mematikan pasar jual calon legislatif karena masyarakat
lebih fokus pada pemilihan presiden dan wakil presiden, dan ini menjadi suatu
tantangan bagi para caleg untuk bisa berkampanye dengan efektif dan efisien.
Disampiakan pula oleh komisioner KPU terkait layanan pindah milih, surat suara
sah dan tidak sah juga ditunjukkan contoh surat suara. “Harapannya, setelah
kegiatan ini dan sosialisasi ini para pemilih pemula tidak bingung lagi dan
sudah punya gambaran teknis pencoblosan dan untuk para mahasiswa untuk tetap
menggunakan hak pilihnya walau sedang tugas belajar” imbuhnya.
Purwanti,
Komisioner KPU Kota Magelang juga menyampaikan tips memilih pada pemilu agar
tidak salah pilih, maka perlu kenali dulu calonnya dan partainya. Agar suaranya
sah, coblos pada kolom yang ada, baik nama partainya, nama calonnya, nomor urut
calonnya, juga cek dulu surat suara sebelum dicoblos. Bagi kita para pemilih
juga bisa mengecek apakah nama kita sudah masuk ke DPT atau belum, layanan ini
bisa didapatkan melalui HP saja dengan mendownload aplikasi “Lindungi Hak Pilihmu” di PlayStore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar