Senin, 26 September 2016

Bagaimana jika Aku tak lagi bersama Islam?

Pagi ini naik motor seperti biasanya. Aku dengan sedikit lebih pelan karena kecepatan yang tidak dapat dimungkinkan lebih cepat. Ya.... sakit itulah kenyataannya. Sakit, bukan secara fisik akan tetapi jiwa yang sakit. Jiwa yang sakit karena merasa nafsu sudah menguasai, hingga tak lagi mampu melihat nukmat Tuhan yang begitu besarnya kepadaku. Jika hari ini aku harus menangis, itu bukan karena aku yang sedang cengeng, tetapi karena aku sedang lemah. Bukankah setiap manusia memiliki titik dimana orientasinya hilang?. Bukankah setiap manusia memiliki titik dimana Ia lebih baik diam dan bertanya, kenapa dan bagaimana aku kini?.
Tuhanku yang diajarkan lewat guruku memiliki banyak sifat yang mewujudkan kekuasaannya, kehendaknya dan maha besarnya. Jika manusia sepertiku menjadi tidak berdaya karena sebuah kondisi yang tidak diinginkan, apakah Aku harus tetap berdiri secara tegak?, dapatkah Aku berlindung untuk bersimpuh sebentar dan berkata bahwa aku ingin Tuhan tetap menjadi pengayomku dan kepadaNya aku merasa tenang.

Minggu, 18 September 2016

Karya

Begitu relatifnya manusia, sampai-sampai Ia mampu berubah dalam waktu yang singkat. Bukan semata pertimbangannya yang cepat berubah, tetapi Ia mampu selalu menjadi sosok lain yang muncul dalam sekejap mata. kalau teori relatifitas dipegang karena kedinamisannya maka relatifnya manusia adalah kedinamisannya akal. Bukan kemunafikan, tetapi relatifitas.
Menjadi sebuah karya yang baik bagi manusia saat Ia mampu mengelola akalnya dengan baik, menyesuaikannya dengan kondisi yang dilakukan oleh budi (fisik) sehingga kesesuaian inilah yang disebut karya. 

Selasa, 14 Juni 2016

Karena Kita Wanita

Karena wanita harus tetap terhormatBukan menjadi lemah karena rayuan, bukan menjadi naif karena harapan, bukan menjadi tersingkirkan karena kesendirian. Kita wanita harus terhormatBukan yang mau dijak kesana sini berboncengan mesra, bukan yang mau tersenyum melihat pesan romantis rayuan gombal, bukan yang mau berdandan necis untuk lelaki asing yang hanya mampu menyentuh dan memandang semaunya, Karena wanita harus tetap terhormatMenjadi pionir pendidikan ilmu da akhlaq untuk anak2nya, menjadi tiang rumah tangga, menjadi penjaga kehormatan keluarganya, menjadi agen pencerdas penerus peradaban, menjadi bidadari surga, menjadi manusia mulia, perhiasan yang paling indah.
Karena kita wanita harus tetap terhormat (Magelang, 11 Juni 2016)
 

Yuk Pacaran....... !!!


Yuk kita jadian terus pacaran deh.....

Bahagianya jika bisa bersama dengan mengatasnamakan cinta, suka, serius dll. Yuk kita pacaran, 
Agar aku dan kamu saling mengenal, kamu tahu aku dan aku tahu tentang kamu
Yuk kita pacaran, agar kita bisa saling memperhatikan, sama-sama menjadi pribadi yang lebih baik. Kamu mengingatkanku untuk sholat dan ngaji.
Yuk kita pacaran. 
Aku serius sama kamu kok, aku pingin stelah pacaran ini kalau aku sudah siap aku nikahin kamu deh. 
Kawan-kawan.....!!
Sekarang jaman nya pacaran, dengan sejuta alasan dari yang menjadi motivasi biar blajar rajin sampai yang motivasi Ibadah rajin. 
Sekarang jika pacaran waktu yang digunaan untuk mikir in pelajaran sama mikirin pacar banyak mikirin siapa?, alasan ibadah, waktu untuk mikirka Tuhan sma mikirin pacar banyak mikirin siapa?.
Yuk pacaran....
Agar bisa main bareng, bisa berdua. Aku bisa pegang tangan kamu, beli rambut kamu, duduk berdua dengan cinta. 
Kawan.... Apa yakin dia yang akan menjadi suami kita?, dia yang akan menjadi imam kita para wanita?, apa dia lelaki baik-baik yang siap merangkul kita dalam iman, jika ia saja tak mampu menjaga diri nya, dia rela menggenggam api neraka dengan memikirkan, memegang, menyentuh wanita yang bukan mahramnya. Laki-laki yang katanya mau melindungi kok ngajak nya ke jalan salah sih...?
Wanita, yuk jagain diri kita. Laki-laki yang baik ia akan menjaga diri nya da kita sampai ia mampu dan benar-benar ingin membersamai kita melalui ikatan yang halal. Laki-laki yang baik untuk wanita baik begitu sebaliknya. Hubungan yang terjalin dalam Islam harus lah hubungan yang mampu mendekatkan kita pada Allah, secara cara menjalani maupun akibat yang ditimbulkan. 
Karena kita wanita harus tetap terhormat (Magelang, 12 Juni 2016)

Senin, 21 Maret 2016

Pernahkah kita saling bertanya kenapa setiap orang ingin dirinya diketahui dan dikena orang lain?. Ada banyak jawaban yang saling bertukar disana, ada yang hanya karena ingin menyalurkan hobi ataupun hanya ingin sekedar share apa yang dilakukannya dalam keseharian. Ah, kiranya itu penting tidak sih jika kita terus menshare apa yang kita akan lakukan atau sedang kita lakukan atau bahkan apa yang telah kita lakukan. Hanya beberapa saat saja memikirkan apa yang dilakukan orang dan apa yang dipikirkan orang. Banyak yang menjadikan media sosial sebagai tempat curhatan dan ada juga yang menjadikannya sebagai tempat untuk mengungkapkan doa. Ah, aku malah berpikir apakah Tuhan apakah akan membaca Medsos jika kita mengetik doa disana, hehe.

Sabtu, 27 Februari 2016

Manusia, selalu ada cerita tentangnya

Aku hanya melihat bahwa banyak orang disekitar yang memiliki latar belakang yang sangat beragam. Dari banyak cerita dari banyak asal mereka sehingga banyak yang bisa diambil baik pelajarani sisi baik untuk kita tiru ataupun pelajaran sisi buruk sebagai langkah antisipasi dan bisa jadi hal itu adalah "keniscayaan". Dalam sebuah masa, ya... kembali kesana lagi, yakni manusia dalam segala sifatnya dan bawaannya tentu saja memiliki latar belakang yang masih sangat realistis bagi hidupnya dimasa lalu. Sudahlah, masa lalu adalah pembelajaran, sebagaimana sudah dilakukan dan sudah terjadi.

Senin, 08 Februari 2016

Satu Wajah

Satu Wajah, Beribu Cerita
Kesenian tradisional itu menjadi satu moment dimana aku harus mengingat saat masih duduk disekolah dasar. Melihat orang yang “kerasukan” dalam kesenian tradisional adalah keniscayaan karena disitulah orang beranggapan bahwa itu “seni”nya. Kebetulan malam ini adalah malam Senin, bukan malam Minggu dimana malamnya para pencinta.
Burung malam itu begitu akrab dalam pendengaran yang sudah biasa Aku dengar, dan disana aku merasa bahwa aku benar-benar sendiri. Segala hal yang terjadi aku kisahkan dalam romantisme malam yang tidak lelah menjadi tempat dimana aku keluhkan segala sesuatunya kepadanya dan penciptanya. Aku tidak pandai memanjatkan harapanku dengan bahasa-bahasa orang timur tengah (Arab), tetapi aku lebih suka melakukan pendekatan dengan bahasaku sendiri. Keyboard ini hanya sebagai sebagian kecil perantara yang ada untukku menambatkan segalanya. Dan aku tulis kisah ini dengan mengulik beberapa memori manis yang sudah sedikit terkubur oleh folder baru didalam otakku.
Aku dan kau, kita sering bertengkar dalam satu kelas hingga aku benar-benar merasa bersalah padamu. Kau, yang aku anggap sebagai seorang yang menjadi saingan terberatku saat itu. Ujian nasional masih menjadi “momok” yang menyeramkan hingga aku benar-benar meletakkan semua ambisi didalamnya. Tidak akan aku kecolongan menjadi yang kedua atau seterusnya, aku harus menjadi yang pertama. Usiaku dan usiamu memang lebih banyak kau setahun, tetapi aku tidak mau kau mengalahkanku. Diantara pesaing perempuan kau pesaing laki-laki yang paling tinggi tingkatnya dibandingkan teman laki-laki sekelas kita. Gaya bicaramu yang cadel membuatku tertawa saat kau mencoba memberikan lelucon, karena harus fasih menata satu per satu kata yang akan kau ucapkan, terutama untuk huruf “r” yang sampai lulus SD pun kau tak mampu melafalkannya dengan fasih. Aku mencoba mengingatmu jauh dari dalam kotak yang tersimpan. Hanya uraian semasa kita sekolah dasar, tidak lebih karena setelah itu aku tak lagi mendengarmu berbicara, sekolah kita seudah berbeda. Tapi masa-masa yang dulu konyol kini begitu romatis dengan huruf yang terangkai dan secangkir kopi yang menemaniku menulis kala gerimis dan lagu romantis group vokal “Westlife”.
Haruskah aku menyebutkan namamu disini?, sepertinya tidak perlu tapi potongan nama yang dimiliki seorang comic yang menjadi idolaku itu ada namamu, dalam alquran juga ada namamu, nama belakangmu adalah surat dialam kitab yang aku sering bawa, dan aku teringatkan kau karena aku melihat kesenian itu dari desamu. Ah, entah apa yang aku harapkan aku hanya berharap bisa menyapa dan melihatmu, tetapi diantara wajah asing itu aku masih melihat orang yang aku kenal tapi tidak dengan wajahmu anak cadel. Kau masih ingat dengan guyonanmu yang awalnya hanya sebuah keluh kesah karena kita harus berbaris disiang yang sangat panas berlatih baris-berbaris dan latihan upacara, kau yang saat itu berada dibelakangku mengeluh “lah, panase koyo digodhog” (lah, panasnya seperti direbus.Indored). Suasana serius dan konsentrasiku pecah kala itu hingga aku hanya mampu menahan tertawa mendengar logat cadelmu, aku lebih suka memanggilmu dengan sebutan Raditya bagi diriku sendiri, walaupun yang lain menyebutmu dengan nama tengahmu begitu juga aku jika aku memanggilmu didepan kawan-kawan kita. Setelah beristirahat kau kembali pada rutinitasmu bersama teman-temanmu, kau adalah pesaingku yang paling manis. Kakak kandungmu yang satu kelas dengan kakak sepupuku menjadi alasan bahwa aku ingin menemuimu satiap pulang sekolah. Kau tahu, kalau dulu aku sering bermain dengan kakak sepupuku, mengajaknya kerumahmu agar aku bisa bertemu denganmu, dan saat itulah kata pertama dari kakak sepupuku meledekku “jare saingan, kok meh ketemu?”(katanya saingan kenapa pingin ketemu?.Indored). Ya, aku menjadikanmu sainganku karena kau salah satu siswa pandai dikelas, bukan karena aku menguntitmu waktu itu. Ah, kenapa bahasanya menguntit ya, karena itu adalah asmara anak SD.
Hari kelulusan hampir tiba, aku bisa menduduki peringkat 3 saat kelulusan, dan kau 7. Aku bangga bisa mengalahkanmu Dit, tapi aku juga kecewa dengan kedudukanku itu, harusnya aku bisa menjadi peringkat pertama. Setelah perpisahan aku tidak lagi melihatmu, cukup tahu bahwa kau kini meneruskan pendidikanmu disekolah tinggi kesehatan, mungkin sudah lulus karena aku juga seharusnya sudah lulus, tapi jalan kita berbeda. Kau dengan jalanmu dan aku dengan jalanku.
Kau masih ingat kejadian dibawah pohon kelapa aku selipkan sebuah surat untukmu sebelum kita benar-benar terpisah, aku tidak tahu secara pasti apakah kau membacanya atau tidak. Bukan surat cinta atau surat pengakuan aku menyukaimu, hanya sebuah surat ucapan selamat atas kelulusan kita, dan ucapan selamat sudah bisa diterima di sekolah negeri ketika SMP, negeri 1 tapi aku harus mengakui bahwa keluargaku lebih menyukai madrasah tsanawiyah, dan tahukah kamu kawan saat SMA aku menjadi satu sekolah dengan seorang perempuan yang katanya dulu pernah menjadi pacarmu ketika SMP, langkah berani yang kau ambil diusia semuda itu, langkah yang tidak pernah aku mampu melakukan itu kawan. Sampai akhirnya kita benar-benar tidak ada kabar salama bertahun-tahun lamanya bahkan sampai saat ini, saat aku menulis cerita ini. Menuliskan pengakuan dan entah apa ini, kisah SD.
Dimanapun kau berada kawan, banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu terkait kesibukanmu, kalau ini bukan untuk menyaingi kesibukanmu dengan kesibukanku hanya sapaan teman lama yang mencoba akrab kembali. Seperti lagu yang akan aku ulangi terus menerus tanpa bosan, bahwa aku juga tidak akan bosan mengingat bagaimana kisahku saat masih sekolah dasar bersama kawan-kawan yang lain, dalam pikiranku, semua masih tampak seperti hal yang asik jika bisa diulangi lagi. Bagaimana keseruan kita semua saat menghadapi suntikan campak kelas 1 SD, berlari kesana kemari mencari perindungan hanya karena ketakutan yang ditimbulkan karena provokasi kakak kelas, dibawah meja, didalam lemari, kamar mandi, bahkan ngumpet diruanganpenjada sekolah, sambil makan cenolan yang dicampur sambal. Ingat saat bermain suntikan air dan keisenganku muncul, menyuntik pantat anak laki-laki diam-diam dan membuat celananya basah dan menangis. Bermain, berlari dilapangan yang masih teduh dengan pohon rambutan, kolam pasir yang kadang bau kotoran kucing, disana dulu kita bersama-sama, mengukir berbagai cita-cita. Ruangan tidak seberapa besar yang didepannya ada bunga nusa indah putih yang setiap pagi tak bosan melihatnya putih, dan meliuk.
Kau dan semua kawan-kawan adalah barisan cerita yang tidak habis dikisahkan dalam semalam saat kita semua bertemu nantinya.


Salam rinduku untukmu kawan-kawanku, 

Selasa, 02 Februari 2016

Dalam Bejana Cinta

Cinta itu begitu halus dalam setiap perjalanannya mengatur setiap jengkal nama yang tersimpan, ia juga begitu halus menyelipkan luka dalam kata manis yang berubah menjadi monster penelan jiwa. Hanya sebatas apa kemampuan untuk terus bertahan dan menahan agar ia tetap sehat. Kadang perlu juga untuk bisa mengalihkannya lebih dulu jika dirasa ia akan membawa kesakitan jiwa. Sampai-sampai kita benar-benar terayu dan tenggelam bersama romantisme kata yang tak lelah memaniskannya.Perlahan ia kembali namun tak jarang ia pergi. Cinta bukan semata rasa namun ia juga semacam nuklir. Orang tak mampu membendungnya ketika radiasi itu ada, tetapi kesakitannya akan menjadikan penderitaan.
Jika kau jatuh cinta maka sehatkan akal, agar ia mampu menjadi penguat bukan penghancur hatimu. siapkan hatimu agar ia mampu mengambil kebijaksanaan dalam keputusanmu. Ah, ini benar atau salah tetapi cinta tidak pernah salah. Magelang, 3 Pebruari 2016 (dalam bejana cinta)

Kamis, 28 Januari 2016

Tentang 2 Hari Ini,

Entah apa yang aku pikirkan dalam keseharian dalam hidup. Aku bahkan tak mampu menghitung waktu yang terus berjalan dalam hidup. Bukankah dalam waktu kita tak mampu menyebutkan berapa detik yang kita lalui untuk hal yang bermanfaat?, Ah.... semua yang kita niatkan untuk Allah tanpa ada keinginan mendapatkan imbalan juga merupakan ibadah kepada Allah?. Ini tentang dua hari yang sudah dilaksanakan yang aku lalui, semoga bermanfaat.
Pagi ini berjalan tidak seperti biasa, kegamangan dan kegalauan menghampiri pagi ini setelah semalaman terjaga dalam rasa sakit yang luar biasa. Tuhan... aku yakin rasa sakit yang diderita adalah bagaimana peleburan dosa. Satu hal yang dipikirkan yakni aku harus mampu melawan diri sendiri, menang untuk bisa melawan rasa sakit. Ada hal yang harus dilakukan selama tiga hari kedepan bahkan cukup menyita waktu, aku tidak mampu berkespektasi tinggi disini, seolah aku hanya duduk dan mendengarkan. Posisiku sebagai guru yang kini sudah harus memikirkan bagaimana menanamkan sikap seperti halnya sebagai ornag yang harus menanamkan benih bayam diatas tandusnya tanah. 
Disana aku berhadapan pada realitas yang sungguh tidak bisa dibandingkan dengan sebuah teori yang dibayangkan disebelah pikiran saja. Ah, lagi-lagi aku hanya mampu berpikir saja. (bersambung).........

Pikiranku

Aku menyelami dalam segala titik hidup yang semakin dinamis, tidak kaku lagi, tidak lagi terbelenggu dalam ortodoksi statement. Aku hanya sebatas apa yang ada dipikiranku, apa yang aku pikirkan, bukan atas apa yang orang lain pikirkan. Berikan aku satu alasan kenapa aku harus bertaham enjadi diriku sendiri. Tuhan, kau berikanku pikiran yang entah aku sudah menggunakannya untuk suatu kebaikan ataukah aku lebih sering menggunakannya untuk hal-hal yang Kau kira itu sebatas sia-sia saja.

Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...