Jumat, 14 Desember 2018

16 SEKOLAH RAMAIKAN TURNAMEN BOLA VOLLEY SMK MUHAMMADIYAH KOTA MAGELANG



Magelang, 13 Desember 2018. SMK Muhammadiyah Kota MAgelang menyelenggarakan turnamen Bola Volley yang diikuti oleh 16 SMP/MTs se-kabupaten dan kota Magelang. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut dimulai pada tanggal 11 sampai 13 Desember 2018 bertempat di lapangan volley SMK Muhammadiyah Kota Magelang. Turnamen ini menampilkan bakat dan minat yang dimiliki  para siswa SMP/MTs dalam bidang olahraga dan selanjutnya diagendakan menjadi kegiatan unggulan yang akan dilaksanakan setiap tahun.
Saat membuka Technical Meeting pada hari Senin, 10 Desember 2018, Atiningsih, S.Pd. selaku kepala sekolah menyambut baik keikutsertaan SMP dan MTs Negeri maupun Swasta se-Magelang dalam  turnamen ini dan mengajak para peserta untuk berkompetisi secara terbuka, serta menyalurkan minat bakat siswa secara sportif.
Ke-16 sekolah yang ikut meramaikan turnamen ini adalah MTs Al Iman Magelang, MTs N 2 Magelang, SMP N 3 Kaliangkrik, SMP N 2 Kaliangkrik, SMP N 2 Bandongan, SMP N 2 Secang, SMP Muhammadiyah Tempuran, SMP N 13 Magelang, SMP N 2 Grabag, SMP N 2 Salaman, SMP N 3 Pakis, MTs Yakti Tegalrejo, SMP N 12 Magelang, SMP N 4 MAgelang, MTs Ma’arif 3 Grabag, dan SMP Kristen 1 Magelang.
Hari Selasa dan Rabu 11-12 Desember pertandingan penyisihan, sedangkan semifinal dan final dilaksanakan Kamis, 13 Desember 2018. Adapun hasil turnamen ini adalah SMP Negeri 2 Secang meraih juara I dan berhak atas hadiah uang tunai Rp. 1.250.000,-, SMP Negeri 2 Grabag juara II mendapat Rp. 1.000.000,- , MTs Negeri 2 Kota Magelang yang meraih juara III berhak atas uang tunai Rp. 750.000,-. Sedang pemenang Best Supporter dimenangkan SMP N 2 Salaman yang mendapat Rp.250.000,-. Selain hadiah uang tunai para pemenang juaran I, II dan III juga berhak atas beasiswa pendidikan bebas SPP selama 1 tahun di SMK Muhammadiyah Kota Magelang.  
Dalam sambutan penutupan, Kepala Sekolah mengatakan, “Kegiatan ini digelar untuk menjalin silaturahmi antar lembaga pendidikan di kota dan kabupaten magelang sekaligus mengenalkan SMK Muhammadiyah Kota Magelang kepada para peserta.” Dengan turnamen ini, Atiningsih berharap  terjalin kerja sama kongkret antara SMK Muhammadiyah Kota Magelang dengan SMP/MTs negeri dan swasta di Wilayah Magelang, terutama dalam kelanjutan pendidikan para siswa.
Acara penutupan juga dihadiri oleh Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Magelang yaitu Drs. Yatino sekaligus menutup turnamen. Dalam sambutannya, Drs. Yatino mengapresiasi terlaksananya kegiatan tersebut dan memberikan motivasi kepada peserta turnamen agar tetap berolahraga sebagai modal kesehatan jiwa dan raga juga memasyarakatkan olahraga.

Sabtu, 24 November 2018

KISI-KISI IBADAH KELAS XII

POKOK BAHASANNYA:

1.      Pengertian mawaris dalam Islam
2.        Macam-macam ahli waris dan contohnya
3.        Posisi anak zina dan anak li’an dalam mawaris
4.        Kasus: (menyelesaikan contoh kasus mawaris sebagaimana berikut)
Hitunglah waris yang diterima ahli waris berdasarkan persoalan berikut ini:
Pak Manshur meninggal dunia dengan meninggalkan seorang istri, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan. Seluruh hartanya berjumlah Rp. 120.000.000. Biaya pengurusan jenazahnya Rp. 15.000.000, hutang yang dibayar Rp. 25.000.000. 
Berapakah jumlah yang diterima:
a.       Istri
b.      Anak laki-laki
c.       Anak perempuan
5.        Perbedaan antara Hudud dan Diyat
6.        Macam zina dan had yang harus berikan kepada pelakunya
7.        Syarat terpenuhinya hukum rajam atau cambuk bagi pezina
8.        Dampak negatif zina
9.        Bagaimana menurut pendapat tentang fenomena sosial
10.    Pengertian Qadzaf
11.    Had yang harus diberikan kepada pelaku:
a.         Mencuri
b.        Minum Minuman
c.         Menyamun, merampok dan merompak
d.        Bughat
12.    Pengertian diyat
13.    Sebab dan macam-macam Diyat
14.    Syarat-syarat hukuman potong tangan
15.    Hikmah mempelajari Hudud dan Diyat

KISI-KISI IBADAH KELAS XI


POKOK BAHASANNYA:
1.      Kewajiban seorang muslim terhadap jenazah muslim
2.      Tata cara merawat jenazah mulai memandikan sampai menguburkan
3.        Doa sholat jenazah (diperbolehkan dengan tulisan latin) termasuk alfatihah dan shalawat
4.        Budaya yang tidak termasuk syariat Islam, sebutkan beberapa diantaranya!
5.        Pengertian ta’ziyah dan ziarah kubur, dan hukum keduanya dalam Islam
6.        Kasus: Siswa diberikan masalah dan menyelesaikannya.
7.        Pengertian shalat jamaah
8.        Membuat gambar ilustrasi (posisi imam dan makmum) sholat berjamaah jika :
a.         Dua orang laki-laki saja
b.        Tiga/lebih orang laki-laki
c.         Dua/lebih orang perempuan
d.        Sholat laki-laki dan perempuan
9.        Keutamaan shalat jamaah
10.    Kriteria imam dalam shalat jamaah
11.    Pengertian makmum Masbuq
12.    Kasus: Siswa diberikan masalah dan menyelesaikannya
13.    Kiat agar diri kita tidak meninggalkan shalat berjamaah

Jumat, 23 November 2018

KISI-KISI IBADAH KELAS X


POKOK BAHASANNYA:
1.      Thaharah
2.      Benda yang dapat digunakan untuk bersuci
3.      Macam najis dan cara mensucikannya
4.      Syarat sahnya berwudhu
5.      Tata cara berwudhu dari awal proses sampai dengan akhir secara sistematis
6.      Syarat diperbolehkannya tayamum
7.      Tata cara mandi dari hadats besar dari awal proses sampai akhir secara sistematis
8.      Jelaskan maksud (Q.S. Al Maidah : 6), dan kaidah hukum didalamnya.
9.      Tata cara shalat fardhu dari awal proses hingga akhir
10.  Hal-hal yang menjadi syarat sah shalat
11.  Batasan aurat bagi laki-laki dan perempuan
12.  Seberapa pentingkah menutup aurat
13.  Menlaskan menurut pendapat kalian jika ada pernyataan yang diberikan.
14.  Menjelaskan apa yang dimaksud dengan sahalat Tahajud dan shalat Dhuha
15.  Bacaan yang dibaca saat shalat dari awal hingga akhir (1 rakaat saja), diperbolehkan dengan huruf latin!

KISI-KISI AQIDAH AKHLAQ KELAS X


POKOK BAHASAN:

1.         Pengertian adab berpakaian dalam Islam (mudah)
2.         Masalah:
Disajikan masalah, siswa menganalisis permasalahan dan solusi permasalahan (studi kasus) (sulit)
3.         Maksud yang terkandung dalam Al A’raf: 26 (sedang)
4.         Menyebutkan dan menjelaskan fungsi berpakaian dalam Islam (mudah)
5.         Kandungan Q.S. An Nuur 31(sedang)
6.         Analisis lingkungan, model kesalahan berpakaian (mudah)
7.         Pengaruh pakaian syar’I dengan kenakalan remaja (sedang)
8.         Hikmah berpakaian sesuai syariat Islam (mudah)
9.         Pengertian shidiq (mudah)
10.     Maksud Q.S. As-Shaff: 2-3 (sedang)
11.    Masalah:
Disajikan masalah, siswa menganalisis permasalahan dan solusi permasalahan (studi kasus) (sulit)
12.    Disajikan pernyataan tertentu tentang shidiq dan menjelaskan maksudnya (sulit)
13.     Maksud Q.S. Taubah: 119 (sedang)
14.    Bentuk-bentuk kejujuran (mudah)
15.    Maksud terjemah hadits Tirmidzi tentang jujur (sulit)
16.    Menyajikan beberapa contoh masalah kejujuran yang sering dilakukan oleh teman kalian dan memberikan solusinya (sedang)
17.    Contoh perilaku dari bentuk-bentuk kejujuran (mudah)
18.    Menyebutkan kisah Rasulullah yang kalian ketahui tentang kejujuran (sulit)
19.    Cara untuk tetap berperilaku jujur (sulit)
20.    Hikmah mempelajari perilaku jujur yang dapat kalian terapkan dalam kehidupan (mudah)

Kamis, 08 November 2018

Adakan Kajian: IPM Serius Tingkatkan Integritas Organisasi



Kota Magelang (08/11/2018). Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMK Muhammadiyah Magelang adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang basis masanya adalah pelajar Muhammadiyah. Dinamika organisasi dituntut untuk senantiasa bergerak dan merespon perkembangan zaman. Era milenial menjadi tantangan tersendiri bagi organisasi pelajar ini untuk terus mampu berbuat untuk mencapai tujuan organisasi, terwujudnya pelajar muslim yang berakhlaq mulia. “Kegiatan ini adalah kegiatan pertama yang dilakukan PR IPM SMK Muhammadiyah Magelang, sehingga harapannya, melalui kegiatan ini akan terbangun komitmen anggota IPM terutama dalam hal menjalankan organisasi”, sambut Rizka Maulliyana sebagai Ketua Umum. Kegiatan yang dihadiri oleh sebagian besar anggota IPM kelas 10, 11 dan 12 ini menghadirkan Ibu Nining Ernawati sebagai penyampai kajian. Dalam kajian ini ditekan kan pentingnya prinsip-prinsip menjalankan organisasi agar lebih dinamis. Diantara factor penentunya adalah factor kepemimpinan, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program kerja organisasi. IPM juga dituntut untuk mampu menjadi teladan bagi seluruh teman-teman yang tidak bergabung sebagai pengurus agar kegiatan dakwah pelajar dapat dilaksanakan dengan optimal. Kegiatan ini ditutup dengan menyanyikan lagu Mars IPM dan salam literasi sebagai ciri dan karakter pelajar Muhammadiyah yang gemar membaca dan menulis.

Rabu, 07 November 2018

Cinta Di Atas Rahmat (2)


“Sar, Sarah”, teriak Rena yang dari halaman parkiran melambaikan tangannya. “Assalamu’alaikum Ren, kayaknya kamu lagi buru-buru banget, ada apa?”, “Sar, Besok kita bisa lulus bareng nih, Aku udah dapet acc dosbingku”, Rena penuh semangat. “Alhamdulillaah, lita urus syarat wisudanya bareng yuk”, ajak Sarah sambil mulai melangkah menuju ruang tata usaha fakultasnya. Bagi seorang mahasiswi yang pernah mondok lama, tentu dia paham bahwa saat urusan satu selesai, segera beralih kepada urusan lain.  Kyai di pondoknya dulu juga pernah berpesan padanya secara khusus, agar senantiasa mengembangkan dirinya dan melesat sejauh mungkin. Semenjak perpisahannya dengan Aiman tentu dirinya semakin matang untuk menanggapi segala hal yang mampu membuatnya berhasil dalam hidupnya. Ayah dan ibu dikampung adalah kekuatannya.
Kesabaran mendidiknya untuk bertahan dari kecewa, keikhlasan menjadi tumpuannya untuk menentramkan hatinya. Tuhan menjadi kekuatan terbesarnya. “Mbak Sarah ya, saya sempat membaca skripsi mbak sarah yang kemarin diujikan saat munaqosah. Bagus sekali tema yang diangkat, berkarakter”, seorang laki-laki muda dan klimis dengan kacamata yang menandakan ia suka baca menyapanya di ruang informasi. Dia Pak Malik. Namanya seperti malaikat, sama dengan ketegasannya pada perkara yang dianggapnya tak sesuai prinsipnya. “Kata Dr. Sholeh, mbak Sarah mendapat nilai tertinggi di ujian kemarin ya, selamat sekali lagi. Setelah lulus mau kemana mbak?, kerja atau lanjut kuliah lagi”, tanyanya mengintrogasi. “InsyaAllah mau kerja dulu pak, mengembangkan kualitas diri saya dilapangan, kalau ada rizki untuk kuliah lagi ya insyaAllah mau kuliah lagi”, jawabnya lembut.
Usai dari fakultas Sarah dan Rena memilih kantin untuk mengisi perut dengan hidangan yang tak membuatnya miskin seketika. “Kamu mau makan apa Sar?”, “Emm…..mie ayam aja boleh”. “Sar lihat deh, gaya mereka berdua, apa tidak malu pacaran di depan umum?, dilihatin banyak orang, paling tidak malu dong sama almamater kita”, Rena ketus. Rena memang sahabat yang ceplas ceplos kalau ngomong, kadang dia tak sungkan menghampiri dan langsung menasehati seseorang yang kurang sopan sikap dan tindak tanduknya, tapi dia adalah pendengar yang baik. “Sudah, biarkan saja, mereka hanya belum tahu ilmunya”, “iiih…. Sahabatku ini bijak banget sih”. “menasehati orang adalah kewajiban kita sesame muslim Ren, tapi tidak dimuka umum, itu artinya kita juga sedang menghinanya, jadi kalau mau negur nanti dibelakang layar ya”, Sarah menenangkan.
Sepulang dari kampus, Sarah beranjak ke petiduran, rasanya ia masih gamang untuk menapaki sisi kehidupan yang terlepas dari bangku kampus dimana dia mengembangkan dirinya soal idealism. Akankah dia sanggup menapaki hidup ditengah banyak orang yang begitu pragmatis menanggapi hidup ini?, modal hanya berurusan tentang untung dan rugi. Kesadaran yang mulai hilang, budaya ketimuran yang mulai tergadaikan. “Pak Malik, mungkin dia adaah orang yang bisa diajaknya diskusi soal ini karena dia termasuk orang yang berprinsip”, gumam hatinya. “kenapa malah jadi kepikiran beliau ya?, sudah ah sholat ashar saja”, sambil berlalu.
Angin disis timur seolah mengajak bercanda, gorden yang melambai menghantarkan dingin yang tak henti menyapa. Laptop dengan playlist nasyid perjuangan membawanya pada titik diam. Dia hanyut dalam pikirannya yang semakin tak karuan. Sisi juangnya memang tinggi. Sarah yang memilih untuk aktif di organisasi keagamaannya akan mengadakan bakti social di daerah Gunung Kidul yang setiap kemarau air tak mampu keluar. Bibit pohon sudah siap, pupuk juga siap tinggal action. Arif, pemuda yang berusaha mendekati Sarah tiba-tiba melayangkan pesan di seluler Sarah yang tergeletak di meja. “Assalamu’alaikum Sarah. Selamat malam, besok bisa ketemu?”. “Wa’alaikumussalaam mas Arif, ada perlu apa ya mas?”, Sarah menjawab pesannya. “Kalau bisa besok ketemu di masjid kampus, ada yang ingin Ana sampaikan”. “InsyaAllah mas, jam 10 pagi ya mas”, jawabnya singkat. ”insyaAllah”.
Malam ini berlalu dengan penuh tanya, seolah ada hal yang harus segera disampaikan Arif kepada Sarah. Satu bayanganpun tak mampu Sarah duga, karena Arif adalah seniornya dulu. Kini mereka tak lagi setiap saat bertemu karena Arif telah lulus dan tengah menyelesaikan study S2nya di Mesir, kebetulan dia sedang libur dan menyempatkan pulang. Semester depan dia selesai kuliah dan rencana akan mengajar di salah satu kampus bonafit di Jakarta. Rasa kantuk tak lagi mampu ditahan, kamar kos menjadi tempat paling nyaman baginya saat ia harus menumpahkan kelelahannya dan menenangkan pikirannya.
“Assalamu’alaikum dek Sarah”, Arif datang dengan temannya yang terlihat lebih tua. “Wa..wa’alaikumussalaam mas”, jawab Sarah gugup melihat Arif yang berbeda 180 derajat. “Sendirian saja dek?”, tanya Arif membuka obrolan. “Iya mas, kebetulan Rena sedang ada acara keluarga jadi berhalangan menemani”. “Kenalkan ini teman mas, namanya mas Ridwan pingin ke Indonesia katanya”. Ada kecemasan yang membuat tangan Sarah tiba-tiba kaku dan dingin. Panggilannya kepada Sarah yang tiba-tiba berubah menjadi “dek” seolah menyiratkan tanda tanya besar, apa sebenarnya maksud Arif mengajaknya bertemu dan mendadak seolah esok sudah tak ada lagi hari untuknya. Berdebar dan gugup dengan tatapan yang sengaja ia sembunyikan, wajah yang tersipu penuh kecanggungan. Masjid itu kini serasa hanya ada mereka, tanpa kata yang konstan diucapkan dan tanpa suara yang menjadi peramai. Jilbab maroon yang dikenakannya terlihat menambah rona wajah Sarah yang putih bersih, sehingga semburat merah hadir di pipinya. (Bersambung)

Senin, 22 Oktober 2018

Hari Santri Nasional (Moment Refleksi)

Assalamu'alaikum,
22 Oktober 2018 adalah moment spesial untuk pada santri mengingat pada tinggal tersebut diperingati sebagai hari Santri Nasional. Tepatnya kemarin ketika penulis pulang melewati pada santri yang diarak dengan Mobil his, dilengkapi sound sistem yang cukup untuk memperdengarkan shalawat kepada orang-orang yang juga sedang melewati jalan yang sama. Duh, senangnya dalam batinku. Santri adalah predikat yang ingin penulis sandang dari dulu namun apalah daya belum mendapat kesempatan buat nyantri. Di dalam hiruk pikuk yang demikian teriring kemacetan yang memanjang ada Lagu yang diputar dengan iringan musik rebana, yaa.. Lagunya alamat Palsu (dipopulerkab oleh penyanyi dangdut Ayu Ting-Ting). Liriknya sama persis, tidak ada yang dirumah. Lho.. Kok tahu?, duh kemarin saya jadi korban kemacetan yang lama itu dan na-asnya penulis hafal Lagu itu.
Dalam benak penulis juga jadi mikir, beberapa pola santri dan tantangannya kedepan:
A. Santri Dan Tantangan Global
Teringat akan jamannya dulu Muhammadiyah belum resmi didirikan, pola pendidikan agama yang diusung adalah pondok pesantren. Pola pendidikan yang berbasis mondok ini dirasa begitu efektif untuk mampu menumbuhkan sisi spiritual seorang Murid hingga saat ia pulang ke kampung halamannya mampu membagikan keilmuan yang diperolehnya kepada masyarakat. Dulu mengenal santri adalah calon kyai, hingga bukan hanya sama kyak saja takdzimnya namun sama santri juga takdzim. Dalam kurun waktu yang lama persoalan muncul yakni apakah santri zaman now masih membawa katakdziman selayaknya santri dulu atau tidak?. Hal ini tentu berkaitan dengan perannya dimasyarakat di era globalisasi ini, era revolusi industri 4.0 yang tentu menghadirkan tantangan tersendiri. Masih cukupkah santri dengan kapasitas penguasaan kitab-kitab yang dipelajarinya lalu dianggap sudah memiliki kompetensi yang cukup, atau justru seorang santri harus diarahkan menjadi sosol intelektual, kompetensi kewirausahaan ditambah softskill keagamaan?.
Tantangan jaman now adalah santri mampu menjadi pionir kebaikan ditengah tergerusnya moral generasi muda (kerjaan banyak lho ini), santri menjadi sosok penuh keterampilan yang mampu menggerakkan masyarakat dan roda ekonominya(lha PR juga nih). Jangan sampai malah santri menjadi bagian masyarakat yang justru tidak bisa menjawab persiapan zaman dan malah menjadi beban masyarakat.
Kalau persoalan dulu sebelum adanya pendidikan formal secara luas, dan masih eksklusifnya sistem pendidikan santri belum mampu menjawab persoalan zaman, maka sudah seharusnya sistem pesantren yang traditional juga membuka diri untuk mampu bersaing dengan sistem pendidikan modern. Santri pondok pesantren traditional juga kudu bisa segera berbenah bahwa dunia ini menuntut peran nyata santri untuk turut membangun peradaban bangsa.
Bisa jadi gini deh, kalau materi santri yang masih traditional itu diberikan kompetensi kewirausahaan, pengetahuan umum, wawasan lingkungan dan kebangsaan, kayak nya asyik ya. Jadi ndak cuma belajar kitab sama alquran aja, namun juga pengaplikasian Quran dan kitab dalam kehidupan nyata. Oke kan... Intinya menyesuaikan sama tuntutan zaman.
B. Santri Dalam Gerusan Moral
Pendidikan agama yang diberikan selama nyantri adalah bekal kehidupan yang harus senantiasa dijunjung tinggi. Teladan adalah hal yang tak bisa serta merta ditinggal kan, kudu diamalkan. Kekuatan yang besar bisa mengubah tatanan kehidupan, agar mampu mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan. Dalam masa yang sudah tak bisa lagi dibanding sisi pergaulan, kehidupan dan gaya yang melingkupinya tentu ini menjadi cambuk yang menyakitkan bagi kehidupan pondok pesantren, sejauh mana anak pondok mampu menjadi pionir terputusnya pergaulan bebas dan kehidupan Serba tak megenakkan (keluar dari nilai moral). Santri harus bisa membendung yang demikian itu dengan pandangan generasi muda yang kekinian sehingga mampu dengan pendekatan tersebut memunculkan warna baru bagi dakwah Islam sehingga mudah diterima generasi muda.
Jika dalam hal demikian, santri tidak mampu menyesuaikan dengan kebutuhan maka inilah kehancuran generasi santri. Tergilas zaman. Santri juga kudu melek media sosial, dakwah kelas ringan lewat medsos. Jangan justru malah juga menjadi korban dari keganasan globalisasi juga. Yuk pada santri tetaplah jadi telasan dan menjelmakan harapan akan perubahan kelakuan bersanding kebenaran.
Jangan cuma mau nge hits lewat nyanyian dangdut kawan, tapi juga harus disejajarkan dengan kebutuhan masyarakat yang menuntutmu melakukan berbagai perubahan, inovasi kehidupan. Memberi nafas Segar untuk peradaban, ditengah gersangnya moral kehidupan.
Semoga sekelumit ini mampu memberikan sumbangsih pemikiran. (Di jalan pulang, 22 Oktober 2018, Magelang Borobudur)

Minggu, 21 Oktober 2018

Selembut Untaian Doa


Bismillaah... 
Assalaamu'alaikum, 


Doa, 
Bukan soal luka, namun pinta
Ini soal harap dalam dekap
Kalimatnya selalu dirindu, dalam malam-malam syahdu
Butir-butir katanya menjelma dalam diam, berbisik tanpa berisik
Itu Doa, 
Hanya sedikit romansa kepada Tuhannya
Berdua, mengadu, mengatasi hati yang galau
Menjadi bagian penguat saat tak mampu berbuat
Menjadi sandaran yang tak pernah berkhianat
Menjadi ruang paling bermartabat
Itulah Doa,


Sahabat, Kapan terakhir kali kita berdoa?, bahkan untuk orang yang kita cinta. Suami, istri, anak, orang tua tentu sudah sering sekali kita jamah dalam doa. Bila waktu mampu memperlihatkan setiap desah nafas diam dalam doa tentu sudah tak terukur lagi betapa banyak dan betapa ruang waktu menjelma menjadi doa, sesak dan penuh. 
Doa, ibarat titian tangga yang semakin ke atas semakin dekat dengan Allah, hingga Allah yang akan mengabulkannya. "duh, doaku kok belum di kabulkan ya?, dah lama banget ini doa yang sama kok belum terkabul juga!". Sahabat, kita doa sama Allah bukan lagi ngurus proposal sama pimpinan yang cairnya sudah bisa ditebak kapan waktunya, buat apa dicairkan karena memang urusannya jelas. Namun tidak dengan Allah, siapa bisa mengintrupsi keinginannya?, tak satupun makhluq mampu melakukannya. Dia, Allah memang romantis, Dia tahu kapan waktu yang akan menajwab dan memenuhi terkabulnya doa kita dengan tepat. Indah, dan asyik saat kita sudah benar-benar mampu menerima doa.

Ada Amanah Dalam Doa
Saat kebahagiaan melimpah karena doa tekabulkan, disanalah amanah bertumpuk mesra, menanti perlakuan setelah doa digenggam, akankah hati bersyukur atau justru ingkar tenggelam dalam kufur. Nikmat akan terkabulkannya doa itu bukan semata karena usaha kita namun karena Allah berkehendak bahwa "Wahai engkau fulan....Kini Aku pandang kau mampu menyandang apa yang kau inginkan selama ini, maka terimalah ini sebagai balasan ketaqwaanmu". Jika nikmat itu dibawa dalam syukur nikamat nya akan terasa membahagiakan, namun jika terkabulnya doa bahkan disandingkan kufur maka terus dan terus itu nikmat terasa kurang dan kurang, "Ya Allah, kok baru sekarang dikabulinnya sih doaku?, Ya Allah kok gini jadinya, kok kurang sih dari yang tak minta, dan bla bla bla seterusnya". 
Sahabat, hati ini tempat titik-titik dosa bersatu menjdi gumpalan yang semakin pekat dan hitam, sehingga setiap kali kebaikan mampir menyapa dosa yang enggan pergi ini menjadi peragu, penyebab ketakutan, kekhawatiran sehingga tak jadi berbuat baik, dan akhirnya kesyukuran yang sudah akan tersemat pudar hilang berhamburan, menjelma menjadi kritik-kritik yang tak senonoh tentang Tuhan. Nikmat yang tak cukuplah, Allah tidak adil lah. Duhai sahabat, setiap hal itu sudah ada masanya sendiri, sudah ada posisinya sendiri, sudah ada porsinya sendiri. Nafsu adalah musuh kita semua sahabat, jadi mari kita tinggalkan bisikan nafsu dan memaksa diri untuk bersyukur.

Doa,..
Jangan jadikan ia paksaan kepada Allah. Doa kok maksa "ya Allah, membuat siang dan malam berdamai, tidak berisik, angin yang berhamburan menghadirkan sejuk, hujan badai yang mampu mengoyak rumah saja Engkau mampu lalu mengapa menundukkan hatinya untukku kok ndak bisa, please please please yaa Allah". Duh, hayo siapa yang biasa doa begitu?. Biasanya ini dilakukan saat sudah kepepet, pinginbanget akan sesuatu tapi belum juga terlaksana. Allah kan sudah punya takarannya, yang terbaik cukup terus naik-naik-naik dan penajtkan doa kita kepadaNya biar Dia yang bekerja. Tak usah risau atau galau, doa itu lembut, romantis, mengapa harus dengan paksaan. 
Doa, bisa kita ucapkan dimanapun dan kapanpun, diam-diam berdoa, diam-diam meminta. Hening hati, sunyi dalam kata namun dimensi kedekatan terjalin ideal dengan Tuhannya.

Bila mana kita berdoa akan lebih baik jika kita juga mengerti adab berdoa, diantaranya:
1. Mulai dengan menyebut asma Allah dengan niat yang tulus
2. Pujilah Rasulullah yang memberikan kita jalan agar mengenal Tuhan dengan baik
3. Puji Allah dalam setiap kelimat minta 
4. Rendahkan hati dan kecongkakan diri, kesombongan dan keakuan dihilangkan
5. mintalah sebanyak mungkin karena kita juga tidak tahu doa mana yang lebih dulu dikabulkan, juga Allah kan maha Segalanya, jadi jangan tanggung-tanggung.
Semoga doa kita masih kian lembut dan senantiasa dikebut untuk dikabulkan. Semoga juga kita tak bosan untuk memminta, untuk mencurahkan isi hati kita mewujud doa kepada sang pencipta. Dia yang tahu segalanya tentang kita. 
Karena doa itu lembut, indah, berkilau, juga romantis. 

Kamis, 18 Oktober 2018

Setitik Pesan Lewat Mbak Hanum




Assalaamu'alaikum sahabat....
Alhamdulillaah hari ini penulis bisa meluangkan waktu untuk cerita tentang beberapa aktivitas yang penulis sempat ikuti beberapa hari yang lalu. 
Sahabat, kemarin tepatnya 13 Oktober 2018 penulis sempat mengikuti bedah buku "I AM SARAHZA" karya mbak Hanum Salsabiela Rais. Pinginnya sih sudah lama banget semenjak buku ini sering menjadi caption di IGnya mbak Hanum yang penulis follow kebetulan. "Ah, lama banget mbak Hanum ndak datang-datang", gerutu hati yang rasanya tidak sabar karena menunggu terlalu lama di kursi hadirin baris kedua dari belakang. Anak-anak SMP yang awalnya kondusif kemudian rasa lapar melanda, haus tak lagi mampu ditahan sedikit demi sedikit keluar dan masuk ruangan lagi, tambah gusar hati ini. Sedari jam 9 penulis sempatkan hadri namun sampai dhuhur tak juga mulai, hingga akhirnya penulis putuskan untuk sholat dhuhur dulu, sambil nunggu siapa tahu mampu meredakan sebagian keguasaran hati, kayak nunggu jodoh kok masih ngumpet. 
"Mohon maaf mohon doa untuk mbak Hanum agar acaranya dilancarkan dan sekarang sudah sampai Salam", seketika seperti haus yang tiba-tiba reda, byuuurrrr, disiram air mengurangi panas ruangan yang sesak kurang angin. Akhirnya mbak Hanum tiba juga di tempat acara. Berkerubutan anak-anak SMP bersalaman, dan yuk mulai. 

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"
Duh, langsung terpana nih mata, walau bukan cuma disini ketemu mbak Hanum tapi ada yang gimana gitu ya kalau lihat perempuan cerdas, aktivis dan keren gini. Ketika diceritakan sejarah ditulisknya buku ini langsung merinding tak karuan, membayangkan bagaimana rasanya jika penulis yang diberi amanah ujian seberat itu ya, hampir nangis. Beberapa hal yang dirasa dapat dipelajari secara ututh dari sosok Hanum Salsabiela Rais adalah ketabahannya, keyakinannya, dan kepasrahannya kepada Allah. Ah, jika bukan tanpa iman entahlah, cara haram pun dilakukan hanya karena cara halal belum memberinya kepuasan.

Pandangan sontoloyo penulis setelah acara selesai:

Perjalanan pernikahan memang penuh onak dan duri, hadirnya buah hati menjadi perekat yang indah dan harus diperjuangkan karena disana letak keturunan diteruskan. Sakinah mawaddah warahmah adalah tujuan yang dapat dicapai jika bersama-sama, bukan sendirian saja. Perjuangan mempertahankan pernikahan justru lebih berat dibandingkan perjuangan untuk menikahi seseorang. Buah hati, ah siapa yang tidak ingin menjadi ibu atau bapak dari makhluq yang dinamainya anak. Makhluq unyu yang diciptakan Allah, lewat perantara manusia, namun ternyata ditengah banyaknya kasus aborsi dan pembuangan anak, penelantaran anak, ada disetiap sisi dunia untuk mampu, mengerahkan seluruh usahanya mengambil takdir Allah yang digariskan padanya, menjemput tangisan ruh yang lama menanti untuk melihat wajah dan menyentuh wajah ibu bapaknya secara langsung, turun menapaki alam yang disebut rahim. Usaha yang dilakukan bisa jadi beraneka ragam, terapi ini ono dilakukan, saran setiap orang dilaksanakan, dan setiap upaya ditempuh hanya untuk mendapatkannya. 
Yah, memang harus diperjuangakan, jangan kalah sama ujian. Janji Allah itu nyata dan Dia tak akan mungkin mengingkarinya, tugas kita hanya doa-doa-doa dan usaha-usah-usaha, selebihnya pasrah. Dalam berbagai kesulitan titik nadir sekalipun, bisa jadi Allah hanya akan menguji seberapa kita setia padaNya, seberapa kita bertahan untuk terus menjaga sekaligus taqwa padanya atas nama iman, seberapa tangguh kita untuk mampu tetap bersujud keharibaannNya menundukkan ego dan merendahkan diri serendah tanah. Dan taraaaa tetiba Allah mengabulkan setiap minta kita, mengabulkan setiap goresan doa yang berangsur sembuh tanpa bekas, menciptakan bahagia tanpa alasan. Ya... itulah takdir, memang asyik tanpa intrik, bikin panik namun juga menarik, manis nan romantis. 
Ini tentang hidup kawan, ini tentang perjuangan, jadi lakukan dalam hidupmu berjuta-juta kebaikan, maka kau akan raih juga kabaikan yang tiada terkira dari yang mahaTak Terkira. 



Selesai acara, dilanjutkan dengan Latihan Instruktur NA dan kegiatan sebelum ini memberikan suntikan motivasi yang luar biasa. 

Yuk belajar, yuk baca, yuk mendengar. Terima kasih Mbak Hanum Salsabiela Rais dan bukunya I AM SARAHZA, yang lagi penulis baca dengan nikmatnya.

Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...