Senin, 02 Januari 2017

Pikir Malam

Malam ini belajar dari kehidupan dan penghidupan. Tentu keduanya tak mampu dipisahkan satu dengan lainnya. Jika ada kenyang maka ada makan, jika ada makan maka ada upaya mengadakan makan dsb. Aku dibesarkan ditengah keluarga petani yang hidup dari bidang-bidang tanah dan apa yang ditanam. Tuhan, memberikan kita semua lahan dan rizky yang bertebaran di muka bumi. Maka kewajiban kita untuk mencari guna bertahan hidup. Kehidupan kita semua ada di kaki kita masing-masing, tetapi kaki kita berdiri di sebuah bangsa yang begitu beraneka ragam masyarakat nya, tingkat ekonomi, pendidikan dll. Ketika membaca sebuah kabar yang sebenarnya sudah agak lama bahwa kini kehidupan kita sedang mengalami perebutan kompetensi dalam mencari penghidupan seolah ini adalah sinyal bahwa pribumi kini bukan lagi majikan dinegeri sendiri. Outsourcing, phk, ancaman keselamatan TKI, TKW, menjadi ancaman yang meresahkan. Bahkan petani melepaskan lahan garap nya untuk memenuhi kebutuhan publik, rumah "dipindah" untuk normalisasi infrastructure. Media banyak memberikan gambaran kondisi modal dan usaha yang memang begitu pemodal menacapkan paku-paku produknya masyararakat sipil harus siap dengan getaran dan retakan disekitarnya, kendaraan online bermerk tiba-tiba muncul, kehidupan kita seperti di ujung ayunan yang kadang kita harus berpegangan kuat agar Tidak jatuh atau terpental. Konsumerisme masyarakat yang ternyata sangat dipengaruhi "mode" menyita perhatian dan wajib dievaluasi. Bagaimana tidak, jika kita sampai rela berhutang hanya karena ini adalah tuntutan gaya, makanan, kendaraan, hidup, menjadi tidak seimbang. Penghidupan yang seadanya kemudian diada-adakan hingga kehidupan terseok-seok. Konsep ekonomi kita (tak hanya jual beli) adalah dengan modal seefisien mungkin mampu mendapatkan income berkualitas. 
Lihat dulu bagaimana kondisi ekonomi kita yang bukan hanya pola industri saja kita terseok tetapi juga wilayah domestic rumah tangga. Persoalan ekonomi ini kompleks hingga perlu penelitian berlanjut akan sebenarnya potensi kemiskinan dan kesejahteraan. Bagsa ini tak hanya dipusingkan soal SARA, tetapi ekonomi dan kebijakan. Kalau guru menuntut tepat waktu sertifikasi, pedagang menuntut harga pokok stabil, konsumen menuntut harga turun, karyawan menuntut hapus outsourcing dan kenaikan upah, warga sipil menuntut bantuan biaya pendidikan dan kesehatan, tidak ada gusur-gusuran tempat tinggal, semua ingin kehidupan dan penghidupannya baik-baik saja. Jika dua hal ini mampu disikapi dengan adil, berdasarkan pengakuan hak asasi manusia, pengakuan hak-hak dasar kemanusiaan maka setiap persoalan mampu diselesaikan dengan Tanpa mnyakiti salah satu pihak pelaku kehidupan dan mencari penghidupan. Tidak ada sensitifitas dalam berbangsa dan bernegara sehingga menimbulkan kekacauan sipil, paham, dan dilanggar nya konsep kemanusiaan maka saya pikir bangsa ini mampu bertahan dan terus berdinamika. Agama bukan sebuah alasan untuk berpecah-pecah, karena semua intinya menjunjung tinggi keadilan. Kemerdekaan ekonomi mampu diraih jika roda distribusi, konsumsi dan produksi mampu dijalankan dengan seimbang Tanpa ada permainan "putar-putar". Penggunaan tenaga kerja pribumi, peguatan usaha kecil menengah sebagai sektor ekonomi tingkat grass root diperkuat. Perekonomian menghadapi musuh-musuh yang besar lagi ghaib karena Tanpa melihat pelaku maka pasar sudah bisa merasakan negatif dan positif produknya.
Disinilah kita warga negara harus tetap solid dalam menjaga stabilitas kenegaraan dan tidak terlalu sensitif atas " isu" yang tidak jelas asal muasalnya, Apalagi yang sifatnya memecahbelah. Bendera merah Putih itu mampu bersinar dan berkibar gagah tatkala merah dan putih menyatu, undang-undang itu akan tetap bernilai saat pasal dan ayat menjadi pasangan romantis. 
Ini tantangan untuk memajukan bangsa dan mempertahankan kemerdekaan kita yang kita Sadar bahwa ketertindasan adalah siksaan. Cinta Indonesia. Cinta produk Indonesia. Cinta merdeka. Cinta bersatu. Bangga Indonesia dan Islam sebagai agama.

Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...