Kamis, 11 Agustus 2022

Menjadi Orang Tua adalah Amanah

    

gambar : www.cikimm.com

    Masih merasakan banyak dilema dalam mengembangkan Islam dalam pendidikan. Penting bahwa pendidikan bukan hanya sebatas memberikan pelajaran kepada siswa, melaksanakan kwajiban administrasinya, menilai hasil kerja siswa saja. Jauh dalam pendidikan itu adalah penanaman nilai sehingga diperoleh kedewasaan. Proses pengisian ini yang tidak kalah menguras energi dan pikiran. Apalagi ditengah tantangan zaman yang sangat meresahkan. Moral diobrak-abrik dengan hal yang sangat menyedihkan. Bagaimana tidak, media sosial, internet, bahkan dunia nyata sudah terjadi gejolak perontokan akhlaq. Di media konten-konten yang bermanfaat cenderung ditinggalkan, dakwah dikesampingkan, sedangkan yang bersifat mengumbar aurat digandrungi, berlenggak-lenggok dalam joget ditiru, musik mematikan hati terngiang-ngiang sampai jiwa. 

    Pendidikan memang selalu akan menemui jalan yang berliku. Itulah mengapa Pendidikan tidak dapat berjalan dengan sendirinya, mengandalkan ustad dan ustadzah di sekolah atau pesantren saja. Tanggung jawab utama pendidikan anak adalah orang tua. Lantas sudahkan orang tua memaksimalkan pikirannya, tenaganya, keimanannya, keshalihannya untuk mendidik anak-anaknya sebelum akhirnya mereka serahkan pada sekolah atau pesantren?

Memaksimalkan peran dengan segala potensi yang dimiliki (Iman, Ilmu, Amal)

    Salah satu landasan dalam membangun bahtera rumah tangga adalah "Iman". Iman menjadi penting karena melalui iman akan didapatkan batas-batas yang halal dan haram, yang baik dan tidak baik, yang beemanfaat dan sia-sia, dsb. Penanaman jiwa keimanan ini dapat dimulai sejak anak belum hadir diantara orang tua. Iman, mengisyaratkan hal utama yang harus dimiliki berkaitan dengan keyakinan akan siapa diri, kemana diri, dan bagaimana diri kita. Iman akan menuntun untuk mengenal Allah sebagai Tuhan, menjadikan Allah alasan dalam berbuat, menjadikan Allah tujuan dan senantiasa menumbuhkan rasa senantiasa diawasi oleh Allah. Iman akan menghadirkan rasa takut, tunduk, pasrah, namun terdapat optimisme dalam diri. Pentingnya menanamkan keimanan kepada anak adalah untuk mengikat hatinya dan pikirannya sehingga hatinya akan senantiasa tetap pada jalan yang baik. 

Q.S. Al Baqarah : 208 

"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syetan, sungguh, ia adalah musuh yang nyata bagimu"

    Mengenalkan Allah sebagai Tuhan yang segala ruang lingkup kehidupan senantiasa bergantung padaNya penting untuk anak menyadari pentingnya Tuhan baginya. Ketika keimanan sudah masuk dalam jiwa diharapkan ia menjadi bekal menghadapi banyak tantangan masa depan di depan orang tua maupun dibelakang orang tua. 

    Iman akan semakin berkembang saat ia disandingkan dengan ilmu. Ilmu akan membuka gerbang wacana yang luas. Maka pentingnya ilmu adalah mengetahui ketepatan dalam mengkondisikan diri, memposisikan diri, dan menentukan arah kebijaksanaan. Menjadi orang tua berilmu dapat diperoleh dalam upaya menyingkirkan diri dari kebodohan. Katanya, menjadi orang tua harus lebih pintar dari anaknya, tidak sepenuhnya salah namun juga tidak sepenuhnya benar. Mungkin lebih tepatnya menjadi orang tua harus bijak, mampu melepas dan menarik ulur anak. Ilmunya orang tua adalah cakapnya dalam mendidik, menanamkan cinta ilmu pengetahuan, memberikan banyak pilihan dan tanggung jawab. 

Q.S. Al Baqarah : 120

 "Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, "sesungguhnya petunujuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)". Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah".

    Ilmu memnag erat kaitannya dengan kebenaran, kebijaksanaan, hikmah juga persepsi diri. Orang tua yang berilmu akan mampu melihat potensi terbaik anaknya, kekurangan anaknya, dan langkah dalam mengembangkan diri anaknya dengan baik. Ilmu bukan terbatas pada ilmu parenting saja, namun dimensi keilmuan yang umum dan luas. 

    Iman dan ilmu akan menghadirkan keindahan dalam balutan teladan, itulah Amal. Orang tua bukanhanya sebatas memberikan kata demi kata. Idola sang anak bukan lagi mereka yang berjejer di panggung, mereka yang jauh, namun mereka yang dekat denagn anak, dan setiap saat dengan anak. Itulah orang tua. Menjadi orang tua yang diidolakan, karena pribadi penuh keteladanan. Melakukan apa yang dikatakan, dan mengatakan apa yang dilakukan. Pembentukan pribadi sholih dan sholihah pada anak memang butuh bersama-sama. Orang tua adalah jabatan yang Allah berikan langsung, amanah yang berat namun Allah yang memampukan. 

    Bukan perkara mudah memang, namun perlu upaya yang maksimal. Memaksimalkan peran orang tua selama masih bisa, jika sudah pada tahap maksimal maka menyerahkan kepada lembaga pendidikan yang dinilai sejalan dengan tujuan orang tua, visi dan misinya tentu menjadi hal yang bijak dilakukan. 

    Pendewasaa ini menjadi bagian dari bekal anak untuk bisa tetap berdiri tegak dalam berbagai goncangan zaman yang merusak dan bahkan sekedar berpotensi merusak dirinya. Anak akan sadar bagaimana cara mengimani Tuhannya, mengamalkan ilmunya, mendapatkankan kebahagiaan dunia dan akhiratnya. 


Allahu a'lam.


Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...