Minggu, 21 September 2014

Coretan Ahad Pagi 1

Ada yang saya selalu ingat tentang buku yang mungkin umurnya sudah seumuran denganku sekarang, "Sejarah Tuhan" buku yang sudah lama dikenal namun baru beberapa tahun silam aku merasa tertarik untuk membaca, walau butuh berbulan-bulan untuk bisa memahaminya bukan karena tebal buku tetapi karena kemampuan memahami alur konsepsi penulis, maklum karena dulu tidak tertarik dengan buku-buku secorak.Buku yang mengulas bukan seperti judulnya "Sejarah Tuhan" yang mengupas mengenai bagaimana Tuhan berasal dan asal usulnya, saya kira bagaimanapun pandainya seseorang tidak akan bisa mengupas itu, akan tetapi menurut saya buku itu lebih menekankan mengenai konsepsi bagaimana manusia dengan peradabannya mulai mengenal dan bersinggungan dengan sesuatu yang metafisik. Sehingga konsepsi manusia mengarah pada "Ada Tuhan Dibalik Hidup Manusia". Kebudayaan, keyakinan, dan teologis seorang manusia berada didalam proporsi-proporsi bagaimana manusia mengenal keimanan dirinya terhadap Tuhannya. Rasa keimanan yang mengagungkan nama Tuhan, munculnya rasa Takut dan tunduk, benar manusia hidup berbekal itu bukan?, bahkan mungkin banyak hal lain yang mendasari bagaimana manusia hidup, jelas bahwa manusia hidup sebagai makhluk yang berdaya spiritual. (sudahlah)Secara langsung atau tidak, hal yang saya ingat setelah saya simpulkan secara pribadi adalah konsepsi diri manusia yang taat dan patuh, yakin, takut, ketundukan adalah sebuah naluri hidup manusia. Manusia mengenal dirinya sebagaimana ia tidak ingin dirinya terluka, menghias dirinya untuk tampak cantik, rapi, menarik. Yaa, semacam itulah manusia mengenal Tuhannya. Asal Tuhan yang ada didalam dirinya tentu saja bagaimana asal keyakinan dalam dirinya, entah dengan siapapun. Manusia akan memperindah hidupnya saat ia percaya ia baik-baik saja, dan manusia akan sangat percaya pada Tuhannya saat ia merasa nyaman bersama Tuhannya. Dan mau tidak mau konsepsi ini akan selalu berubah tergantung bagaimana manusia memahami konteksnya. Saya mengatakan tergantung konteksnya karena pandangan manusia sangat subjektif, bahkan nilai keimanan itu juga subjektif tapi realitas ketuhanan itu objektif, kenapa begitu?, menurut saya Tuhan itu ada, Tuhan itu selalu hidup, tidak akan mati, Tuhan akan ada didalam jiwa manusia, bahkan konsepsi "penolakan" pada Tuhan akan hilang. Tetapi membicarakan ini tidak akan habis karena sadar atau tidak Tuhan telah menentukan masa depan kita, kebudayaan kita, aturan kehidupan kira, peradaban kita dengan firman-firmannya.Ini tulisan secara pribadi saya menanggapi apa yang pernah saya baca beberapa waktu silam, hingga saya kaitkan dengan dasar perlakuan manusia terhadap dirinya, maka ia akan memberlakuakn dirinya sejauh dirinya mengenal dirinya sendiri. Maka kenalilah Tuhan kita maka kita akan mengenal diri kita, dan ketika kita sudah mengenal diri kita maka kita akan perlakukan diri dengan baik, bukan hanya perlakukan diri tetapi kita akan perlakukan orang lain dengan baik pula. Dari Tuhan untuk manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar

Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...