Minggu, 04 Februari 2018

Dari IMM jadi Diriku Kini


Foto ini diambil jaman old.
Dari sebuah keinginan menambah wawasan dan pengetahuan dengan penuh ambisi "saat itu" membawaku ikut bergabung dalam kegiatan Darul Arqam Madya (DAM) IMM Purworejo. Berawal dari sebuah gebrakan meja karena kami sebagai peserta dinilai terlalu sombong oleh kakak instruktur saat Darul Arqam Dasar (DAD) dulu. Entah apa yang menjadikan kalimat "buku apa yang terakhir kamu baca?" menjadi kalimat sakti mandraguna sehingga membuatku jatuh pada lubang peradaban Mahasiswa dan berkecimpung langsung di dalamnya menjadi penggeraknya. DAM adalah perkaderan lanjutan setelah DAD. Perwakilan dari Magelang waktu itu berempat yaitu saya (Nining Ernawati, Nita Arofatul K, Luqman Hakim dan Abdurrahman S. Bertemu dengan banyak peserta dari kota lain membuat penulis merasa bahwa dunia begitu luas, seluar imajinasi para penulis novel yang dibedah dalam acara pembukaan DAM yakni Seminar Nasional Sastra Budaya, menghadirkan Ahmad Tohari sebagai penulis Novel Ronggeng Dukuh Paruk dari Banyumas. 
Tidak ada tujuan lain selain menambah kapasitas keilmuan dan membangun jaringan dengan teman-teman luar daerah, pekalongan, klaten, ciputat, purworejo, semarang dan bahkan dari jogja. Kontektualisasi pergerakan mahasiswa yang tertidur menumbuhkan sikap apatisme dan keluar dari kodratnya. Hilangnya budaya diskusi disetiap lorong, mulai pudarnya Mahasiswa yang giat membaca buku-buku dan mulai melemahnya kepekaan akan kebijakan negara. Fokus gerakan yang dibangun hanya sekitaran makan bersama, bermain media sosial dan lebih menyukai hal yang menyenangkan dibanding turun kejalan, melayangkan nota keberatan dan pembelaan. Hilangnya sosial control dari mahasiswa menjadikan ia seolah mandul dan tidak berguna. Saya yang hidup pada zaman reformasi memang tidak merasakan secara langsung bagaimana perjuangan terbebas dari orde baru dan usaha mengembalikan kepemimpinan demokratis. Namun geliat itu muncul saat disetiap waktu dihadapkan pada kajian analisis sosial, menghantarkanku turun kejalan, menyuarakan suara naluri hati kami, Korupsi bersama Gamasika Kab Magelang, BBM bersama ormawa UMMgl dan Untidar, juga aksi Save Palestine yang dilakukan saat bulan Ramadhan di sekitaran Alun-alun Kota Magelang. 
IMM membawa saya masuk ke DAM yang justru ketika DAM tidak pernah ada niat untuk maju menuju kepemimpinan yang lebih tinggi dan luas. Ya, setelah beberapa lama waktu duduk di Pimpinan Cabang IMM Magelang kemudian ada tawaran maju menjadi formatur dalam Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Tengah. Pada saat gelar Musyda di pekalongan saya tidak bisa berangkat karena sakit sampai saat terpilih ketua Umum IMMawan Yedi. Musyda berlalu dan rapat koordinasi pertama juga tidak bisa saya hadiri karena KKN, dan terpilihlah saya sebagai Bendahara disana. Waktu demi waktu membawa saya menikmati setiap perjalanan yang luar biasa, mulai dari naik bis sampai motoran keluar kota, berangkat sore pulang ba'da shubuh. Namun saya yang dengan penuh keterbatasan tidak dapat memenuhi kewajiban dengan sempurna dan memuaskan karena ada beberapa agenda yang tidak dapat diikuti yang menghantarkanku bahwa sampai akhir periode. Sungguh ketidak berdayaan menjadikan diri ini begitu lemah. Namun perjuangan dunia mahasiswa tidak berhenti dapa saat itu saja. Menjadi alumni DAM Purworejo juga merubah paradigma tentang hidup, bahwa hidup adalah politik. Politik adalah seni mencapai tujuan, yang menjadi PR adalah bagaimana kitra akan mencapai tujuan tanpa mengorbankan kepentingan orang laing?. maka struktur kebijakan tidak boleh berat sebelah, harus juga mempertimbangkan aspek normatif dan sosial. 

Tulisan ini penulis buat secara singkat, hanya agar dapat dibaca dan diambil manfaatnya juga mengenang romantisme dunia mahasiswa yang sebebnarnya jika dituliskan maka akan btutuh banyak sekali kata dan pasti menguras air mata. Semoga berkenan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar

Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...