Jumat, 14 September 2018

AKHLAQ DAN ILMU TASAWUF



REKONSTRUKSI TASAWUF DALAM KONTEKS MODERNISME
Oleh:
Nining Ernawati 

PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk multi dimensi yang senantiasa berpikir untuk dirinya dan hidupnya untuk kemajuan dirinya. Inilah fitrah yang diberikan kepada manusi asebagai makhluk berpikir. Sebagai Khalifah fil ardl yang memerankan fungsinya dimuka bumi ini.
Dalam pandangan tasawuf, jika manusia ingin meraih derajat kesempurnan (insan kamil), yang mampu menduduki sebuah jabatan ma’rifat dengan adanya latihan spiritual. Tidak memungkiri bahwa lahirnya dimensi-dimensi baru dalam kehidupan sekarang yang orang lebih sering mengatakan ini adalah zaman modern dan arus globalisasi merambah keberbagai bidang kehidupan manusia.
Manusia lebih sering mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk yang serba menerima dan akhirnya keadan ini akan menyingkirkan dirinya dari sebuah kedekatan kepada Tuhan. Kehidupan tasawuf akhirnya akan hilang begitu saja. Deskontruksi inilah yang menghambat pemikiran dan sebuah pola kehidupan yang mampu membawa ketenangan kepada dirinya.
Pencapaian derajat spiritualitasa manusia sangat tergantung dengan bagaimana upaya manusia mempertahankan identitas dirinya. Manusia hanya berpikir bagaimana mereka dipandang dalam dunianya, mendapatkan apa yang diinginkannya, menikmati apa yang dia dapatkan tanpa mereka berpikir kemajuan yang mereka nikmati telah merenggut kesadaran mereka akan Tuhan dan kedudukannya di bumi.

PEMBAHASAN
Tasawuf pada hakikatnya adalah adanya perubahan pemikiran dan perilaku yang orang lebih sering menyebutnya akhlak. Tidak mengelak bahwa manusia memang makhluk yang sempurna yang diciptakan dalam semua kesempurnaannya, mengembangkan dirinya dengan teknologi yang ada sekarang yang itu adalah karyanya sendiri. Manusia zaman sekarang berbeda dengan manusia yang dulu. Rasionalisme, egosentrisme, dan empirisme adalah sifat manusia yang kebanyakan ditemui sekarang ini.
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana kita dapat merekonstruksi tasawuf yang telah destruktif di zaman modern ini. Saat kita lihat zaman sekarang tasawuf tidak begitu dilupakan tetapi memang hanya pembahasannya yang dihubungkan dengan pembahasan ilmu-ilmu lain.
Manusia sering salah menanggapi apa yang ada sekarang dan menikmatinya. Sarana yang tersedia tidak jarang menjadi hal yang melupakan mereka pada hakikat diri mereka dan pada hakikat Tuhan. Kehidupan bertasawuf yang dulu begitu digemari sekarang menjadi hal yang asing dan aneh. Betapa tidak, orang lebih sering mengomentari seseorang yang berperilaku alim, sederhana dan berbuat baik.
Kemajuan IPTEK telah membutakan mereka dalam hidup, manusia lebih sering mengabiskan waktunya duduk didepan computer, chatting, browsing, ataupun sekedar bermain game. Iptek yang seharusnya menjadi teman mera, sebagai pembantu mereka dalam mempermudah pekerjaan mereka malah menjadi berhala-berhala yang memalingkan mereka dari kewajiban mereka beribadah kepada Tuhan.
Manusia lebih sering berbuat eksploitasi terhadap bumi dengan penemuan-penemuan barunya. Yang pada akhirnya mereka berbuat kerusakan dimuka bumi ini. Allah berfirman dalam Quran surat Ar-Rum 41:
  
41. telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Kemudahan itu adalah karya manusia itu sendiri tetapi kemudahan itu telah melupakan mereka bahwa mereka juga hanyalah sebuah ciptaan. Al Quran kini hanya sebagai tontonan dan acara televise kini lebih sering menjadi tuntunan bagi masyarakat. Suatu hal yang memprihatinkan, bahwa ajaran budaya Rasul telah tertutup oleh kemajuan dimensi zaman.
Dalam kehidupan sekarang ini mungkin mengurangi rasa malu itu perlu, untuk menahan sebuah ejekan atau cemoohan dari orang lain karena pemikiran dan tingkah laku kita yang akan menghidupkan kembali kobaran tasawuf yang ramah dengan kehidupan. Perlunya sikap mengubah diri kepada budaya Islam yang sesuai Al Quran dan Sunnah rasul dalam kehidupan, menghindari materialism dan hedonism adalah sebagian kecil menggali kembali hakikat hidup bertasawuf hingga manusia memang merasakan sebuah kenikamatan, rahmat dan kebahagiaan batin.
Pada dasarnya saat kita banyak untuk mengingat kekuasaan Tuhan kita dapat menepis rasa egosentrism kita yang sering muncul dan berat tangan untuk berta’awun dengan orang lain bahkan kepada sesame muslim sendiri. Kehidupan revolusioner telah member pandangan bahwa kita bisa hidup sendiri tetapi manusia tetap tidak dapat mengubur jasadnya sendiri. Dalam kehidupan saja manusia tidak dapat mengandalkan diri sendiri apalagi saat manusia sudah mati nantinya. Manusia akan lebih tergerak hati saat mengingat kematiaan untuk bisa mengubah perilakunya kepada yang sesuai dengan ajaran agama.
Tasawuf pada zaman sekarang sangat penting dan mutlak perlu dilakukan untuk kemaslahatan bersama. Tidak memberhalakan permasalahan dan urusan dunia diatas masalah akhirat yang lebih krusial dari pada kehidupan dunia yang hanya sementara ini.
 Merekonstruksi ulang tasawuf itu adalah suatu hal yang penting karena tasawuf adalah ilmu terbuka dengan segenap ilmu-ilmu yang mnedukungnya bisa bertahan ditengan gemerlapnya dunia yang penuh fantasi ini. Ada yang menghubungkan tasawuf dengan ilmu fiqh, akhlak, psikologi dan lain sebagainya. Hidup ala Rasulullah dengan penuh kebersahajaan, kesederhanaan, kewibawaan, kebijaksanaan dan penuh akhlakul karimah sesuai al Quran dan Sunnah adah hal yang perlu dilestraikan di era sekarang ini untuk tetap mempertahankan tasawuf yang positif.

PENUTUP
Tasawuf tidak mengharamkan sebuah kemajuan zaman dan hal yang mengikutinya, tetapi tasawuf membenci perilaku yang mendewa-dewakan kemajuan dan hal yang mengikutinya sehingga melupakan hakikat dirinya sebagai ‘abd yang harus menyembah kepada sang khaliq. Menyeimbangkan masalah dunia dan akhirat adalah solusi terbaik dalam setiap perilaku yang dilakukan.
Tidak menutup diri dengan sesuatu yang baik walau itu merupakan suatu kebiasaan lama. Tetap bersufi tetapi tidak membutakan diri dengan kemajuan dan menempatkan diri sebagai khalifah fil ardl yang baik dan dirahmati Allah. Allah menyukai orang-oang yang senantiasa berbuat kebaikan. Wallahua’lam bi shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Hasyim.2002.Dialog antara Tasawuf dan Psikologi.Pustaka Pelajar Offset: Yogyakarta.
Romdon.1995.Tasawuf dan Aliran-aliran Kebathinan.Lembaga Studi Filsafat Islam:Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar

Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...