Kamis, 24 Juli 2014

Darah merah itu mengucur dari lengan kiri Muhaimin. "Min.. Min.. Kamu kenapa?, bagaimana bisa tanganmu terluka begini?" sang Ibu kaget melihati puteranya berlumuran darah. "Aku lebih baik mati saja bu, aku lebih baik mati, biarkan aku sendiri bu, biarkan aku sendiri, pergi..!, pergi bu, aku tak butuh ibu disini, pergi..!" jawabnya memebentak. Muhaimin pingsan tak sadarkan diri karena terlalu banyak darah yang terbuang, mengucur dan memerahkan baju putihnya. "Tolong...tolooong.... Pak tolong anak saya pak, tolong bawa ke rumah sakit"."Iyaa bu, kami ambilkan motor dulu, biar lebih cepat", jawab tetangganya bergegas mengambil motor hingga para tetangga yang lain ikut berkumpul kerumah Muhaimin. Tak selang beberapa lama, Muhaimin dipapah tetangga naik motor ke rumah sakit, sedang ibunya dibonceng tetangga yang lain.
Tiba di rumah sakit. "Dokter tolong anak saya dok, dia terlalu banyak mengeluarkan darah dok, tolong selamatkan nyawanya dok" Ibunya seraya memohon. "Iyaa bu, kami hanya bisa melakukan yang terbaik, sedang bagaimana nantinya kami serahkan pada Tuhan" dokter menenangkan. Sekian lama dokter itu masuk ruangan seperti memenjarakan diri dalam ruangan penuh dayang berbaju hijau. Lampu luar ruangan masih terlihat merah, hanya sesekali dayang-dayang itu keluar membawa alat medis yang sudah kotor dan menggantinya dengan yang baru dan bersih. Diam dan penuh pengharapan jika anaknya akan selamat dan kembali seperrti semula.
Dua jam berlalu begitu lama, hingga dokter keluar dan mengabarkan kepada Ibu Muhaimin, "Bu.. anka Ibu selamat, hanya saja dia masih belum sadar, luka ditangannya telah merobek jaringan nadi di tangannya sehingga dia bisa dibilang sangat kehilangan darah dari jantungnya, semoga ini tidak berdampak pada syaraf dan inderanya yang lain, kami permisi," Sahut dokter dengan nada agak tidak begiitu yakin. "Terima kasih dok" Jawab Ibu Muhaimin dengan menahan tangis. Bagaimana todak Muhaimin adalah anak satu-satunya dari suaminya yang kini telah meninggalkannya dengan wanita lain yang ia anggap sebagai sahabat karibnya.
"Bu.. Maaf kan Imin bu, maafkan Imin, Imin sudah bertindak bodoh, Imin begitu gelap mata, Imintidak memikirkan Ibu, Imin bodoh Bu, maafkan Imin bu" Kata Imin ketika membuka mata dan ditemui Ibunya duduk disampingnya. "Ibu paham Min, Ibu mengerti, ini bukan hak mudah untukmu nak, tapi yakinlah Ibu disini selalu sayang sama Imin, Imin anak satu-satunya Ibu, sayang... dengarkan Ibu, walaupun ayah pergi meninggalkan kita, kita akan buktikan bahwa tanpanya juga kita bisa bertahan hidup dengan baik, bahkab lebih baik, sekarang Imin istirahat yaa, biar cepat sembuh, Ibu akan belikan buah dulu yaa, kan Imin belum makan?" Kata Ibunya sembari menguatkan. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar

Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...