Senin, 21 Juli 2014

Tetaplah Menjadi Tuan Kami

Hari ini adalah hari yang katanya akan diumumkan hasil pesta demokrasi pada 09 Juli 2014 yang lalu. Ketika kita harus memilih calon presiden kita kedepan, sebelum itu kita sudah dihadapkan pada pesta demokrasi pada 09 April 2014, kita akan pilih wakil rakyat yang akan duduk di kursi DPD, DPR RI, DPRD Prov, DPRD Kab/Kota. Banyak sekali calon yang harus dipilih saat itu, kertas berukuran plano kita buka penuh dengan gambar/foto para calon dengan pose wibawa, berkharisma, dilengkapi dengan peci tanda kebesaran dan jas sebagai tanda kehormatan. Pada fase ini sampai-sampai kita bingung harus memilih yang mana, karena kita sendiri tidak mengenal mereka dengan baik. Wakil rakyat yang nantinya akan duduk dengan manis di kursi kekuasaan itu akan mengatur aset-aset daerah kita, memanfaatkannya, hanya jika mereka bisa adil dan terbuka kita akan tahu bagaimana pengelolaannya. Namun jika tidak maka yang akan kita lihat setelahnya adalah mobil mewah, tubuh tambun, barang mewah rumah megah, dan satu per satu diberondong KPK karena tuduhan korupsi. Itu jika mereka melupakan kewenangan mereka dan melupakan kita yang telah menjadikannya. Lalu siapa Tuan kita?, yang bisa kita mintai hak-hak kita, yang bisa kita minta untuk melihat kondisi kita?, melihat rakyat yang harus berjibaku bertahan hidup?, diatas negara yang sama, di atass bangsa yang sama, diatas bumi yang sama, berjalan dengan matahari yang sama, dibawah langit yang sama. Sungguh hilang Tuan kami ini.
Presiden, sudah akan berganti, selama 5 tahun sekali kita selenggarakan ini. Dengan calon-calon yang saya yakini mereka sudah membawa potensi pribadi sesuai dengan kapabilitas mereka, termasuk dalam mengatur negeri. Ketika mengingat bagaimana kita berjuang melawan penjajahan atas Belanda dan Jepang, para pahlawan telah merelakan jiwa raganya untuk kemerdekaan kita hingga 17 Agustus kita berhasil mengumandangkan suara lantang dalam teks proklamasi "MERDEKA". Alangkah bahagianya saat itu, jika kami generasi awal hanya bisa membayangkan suka cita kala itu. Perjuangan yang ditempuh selama bertahun-tahun telah berbuah manis dibayar jiwa, harta, keluarga. Kini kita sudah merdeka dalam hakikat normatifnya, sedang entah dalam hakikat realitasnya apakah kita sudah benar-benar merdeka, jika benar kita sudah merdeka apakah adil jika kita masih mendapati pemulung yang kelaparan, orang miskinyang ditolak rumah sakit karena ketiadaan biaya?, seorang anak yang tidak bisa sekolalh, anak jalanan yang tidur diemperan, kekerasan kepada anak dan wanita yang masih berkeliaran, kriminalitas yang senantiasa setiap saat mengancam.
Jangan kita lalaikan mereka, negara kita negara berundang-undang yang menjamin setiap warga negara untuk sejahtera, maka jika dalam pemilihan presiden dan wakil rakyat, lihatlah kebawah, bluusuk,an boleh saja asal ada tindak lanjut dan hentikan itu yang namanya pencitraan, tuluskan hati kalian Tuan, kami menanti misi pembebasan, merdekakan kami juga dalam realitasnya, payungi kami dengan sebenarnya melalui payung hukum dan keadilan yang nyata.
Maka Jadilah pemimpin baik dan merakyat, lakuakan itu sebagai motivasi pembangunan negeri, agar negeri ini tidak kosong dan hanya berisi orang-orang yang egois akan dirinya, kekasihnya, keluarganya. Kami sudah amanhakan dan titipkan negeri kami pada kalian wahai penghuni negeri. agar kami punya Tuan tempat kami beraspirasi. Tetaplah menjadi Tuan kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar

Rambu Materi Aqidah Akhlak X PTS Genap

  Malaikat adalah salah satu makhluk Allah yang diciptakan untuk membantu tugasNya dalam mengawasi manusia. Malaikat tidak daat dilih...